Jakarta, Portonews.com – Otoritas keamanan Belanda menangkap seorang tersangka penembakan. Setidaknya tiga orang tewas dan lima orang luka-luka setelah seorang laki-laki melepas tembakan di dalam trem di Utrecht, Belanda, Senin (18/3/2019).
Gokmen Tanis dikabarkan pernah berurusan dengan penegak hukum Belanda. Laki-laki berusia 37 tahun itu ditangkap pada Senin malam waktu setempat.
Pemerintah Belanda mempertimbangkan “kemungkinan motif teroris” dalam insiden yang terjadi di Alun-alun 24 Oktober pada pukul 10.45 waktu setempat. Wali Kota Utrehct Jan van Zanen mengatakan motif di balik serangan keji itu “belum jelas”.
Van Zanen juga mengatakan tersangka kedua sudah ditangkap. Namun dia menambahkan bahwa belum jelas apa keterlibatan orang kedua itu dalam aksi penembakan yang dilancarkan Tanis.
Rutger Jeuken dari kantor jaksa penuntut umum mengatakan pemerintah mempertimbangkan motif teroris tapi juga menduga ada alasan lain.
“Berdasarkan indikasi pertama atas apa yang terjadi dan dari pernyataan yang dikeluarkan, serta jejak yang ditemukan, kami mempertimbangkan adanya motif teroris. Tapi kami tidak mengabaikan adanya motif lain,” kata Jeuken seperti dikutip CNN.
Kamera keamanan memotret wajah Tanis di dalam trem pada pukul 10.41. Sekitar empat menit kemudian, laki-laki kelahiran Turki itu melancarkan aksinya.

Sebelumnya, Koordinator Nasional Keamanan dan Kontraterorisme Belanda, Pieter-Jaap Aalbersberg, mencuitkan di Twitter, “Tim krisis sudah diaktifkan.”
Aalsberberg mengatakan bahwa setelah Tanis ditangkap, pemerintah menurunkan tingkat ancaman teror di Utrecht dari level 5 – yang tertinggi – ke level 4.
Kepolisian Utrecht menyebutkan sebuah mobil Renault Clio dibajak sebelum terjadinya penembakan. Mobil itu kemudian ditemukan sekitar 4 kilometer dari lokasi kejadian.
Foto-foto yang diunggah ke media sosial memperlihatkan trem tersebut berhenti di relnya. Polisi memasang garis polisi di sekeliling trem. Tampak juga ambulans dan mobil polisi di sekitarnya.
Seorang saksi mata menceritakan kejadian yang dilihat dari kantornya. “Saya berada di dalam gedung dekat trem. Saya mendengar suara tembakan dan orang-orang berlarian masuk ke dalam gedung untuk bersembunyi,” kata Vincent van Roon.
Perdana Menter Belanda Mark Rutte menyatakan belasungkawa untuk para korban. Dia juga meminta masyarakat tidak menduga-duga motif serangan sebelum ada kejelasan dari penyidik.
“Sekarang kita semua harus mengatasi rasa takut dan ketidakpercayaan setelah terjadinya kejadian yang buruk pada hari ini,”kata Rutte pada Senin malam.
Ucapan duka cita juga disampaikan pemerintah Turki. “Kami mengutuk serangan keji itu, siapa pun pelakunya dan alasan yang melatarbelakanginya. Kami menyatakan solidaritas penuh terhadap rakyat dan pemerintah Belanda,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.