Jakarta, Portonews.com – Harga batu bara lagi-lagi ambruk setelah para pelaku pasar cukup optimis dengan konflik geopolitik di wilayah Timur Tengah yang dapat menopang harga batu bara sebagai substitusi minyak.
Dilansir dari Refinitiv, harga kontrak batu bara Mei acuan ICE Newcastle pada perdagangan Jumat (26/4/2024) ambruk 0,92% di level US$134,5 per ton. Dalam sepekan harga batu bara telah mencatatkan penurunan sebesar 5,11%.
Harga batu bara ambruk seiring dengan meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah setelah Iran meremehkan serangan Israel di wilayahnya minggu lalu dan mengatakan pihaknya tidak berencana untuk menanggapinya.
Dengan ketegangan yang mereda maka pasokan komoditas energi, terutama minyak, diharapkan tidak terganggu. Kondisi ini berimbas pada harga batu bara yang merupakan substitusi minyak.
Selain itu, penyusutan harga batu bara pekan ini, salah satunya dipengaruhi oleh turunnya permintaan batu bara termal melalui perdagangan laut China, ini karena harga dalam negeri yang rendah, ada kenaikan tarif angkutan laut, dan pengiriman untuk kontrak pembelian April sudah hampir selesai.
Sejumlah pedagang kini menghadapi potensi kerugian akibat kenaikan tarif pengiriman. Saat ini, tarif pengiriman untuk Kapal Panamax dari Kalimantan Selatan ke China Selatan telah meningkat menjadi US$9/ton, sekitar US$0,5/ton lebih tinggi dari akhir minggu lalu.
Pedagang China sebagian besar juga telah melakukan short-covering pembelian untuk pengiriman ke pembangkit listrik dalam negeri pada akhir-akhir ini, sedangkan pengadaan untuk pengiriman Mei belum dimulai, ungkap sumber pasar, mengutip laporan Sxcoal pada Selasa (23/4/2024).
Meski demikian, permintaan India masih meningkat karena penawaran yang lebih tinggi pada harga untuk menjamin pasokan energi pada saat suhu panas.