Jakarta, Portonews.com – Provinsi Jawa Timur (Jatim) termasuk Pulau Madura, merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki sumber daya alam minyak dan gas bumi (Migas) yang cukup besar, baik di onshore maupun offshore. Hingga saat ini, sejumlah perusahaan kontraktor migas dalam dan luar negeri tengah melaksanakan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas di Jawa Timur.
Seperti Blok Cepu di Bojonegoro yang dikelola ExxonMobil yang produksi minyaknya masih menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia dengan kisaran 157 ribu barel minyak per hari.
Selain minyak, Jatim juga kaya akan gas dan bahkan mengalami kelebihan pasokan gas. Ada dua lapangan gas raksasa yang dapat berproduksi penuh pada tahun 2023 ini yaitu Lapangan Gas Jambaran – Tiung Biru (JTB) di Kabupaten Bojonegoro, yang dioperatori Pertamina EP Cepu, dan Lapangan Gas MDA & MBH yang dikelola Husky-CNOOC Madura Limited (HCML).
Selain HCML, di Pulau Madura masih banyak lagi perusahaan migas yang beroperasi, seperti Kangean Energi Indonesia, PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO), Medco Energi, sampai Petronas Carigali. Dengan banyaknya aktivitas dari perusahaan migas di Jatim dan sekitar Pulau Madura, tentunya akan kian memperkuat ketahanan energi di Jatim dan Indonesia secara keseluruhan.
Selain itu, kegiatan operasi hulu migas di Jawa Timur termasuk Madura tersebut dapat juga mendukung program SKK Migas yang ingin mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari dan produksi gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada tahun 2030 mendatang.
Dengan pemanfaatan sumber daya migas yang optimal di Jatim dan kawasan Madura diharapkan dapat memberikan efek positif bagi masyarakat sekitar. Industri hulu migas sebagai penyumbang terbesar devisa negara dapat menjadi garda terdepan untuk terus menciptakan multiplier effect yang signifikan dalam meningkatkan taraf perekonomian masyarakat daerah.
Kehadiran perusahaan hulu migas di Jatim dan Madura idealnya dapat menumbuhkan berbagai bisnis penyedia barang dan jasa lokal, membuka kesempatan lapangan usaha, menyerap tenaga kerja lokal, sampai menggulirkan program tanggung jawab sosial (CSR) yang berdampak positif untuk masyarakat sekitar. Titik akhirnya mengangkat harkat, martabat dan kualitas hidup masyarakat dan kemanusiaan.