Jakarta, Portonews.com – Pemerintah terus memperkuat langkah dalam menghadapi tantangan besar di wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Salah satunya melalui pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall. Untuk mempercepat dan mengkoordinasikan proyek ini, Presiden Prabowo resmi menugaskan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) agar membentuk badan khusus yang akan menangani proyek tersebut.
“Tanggul Laut Raksasa itu sebenarnya Giant Sea Wall, Presiden sudah menugaskan kepada Menko IPK untuk membentuk semacam badan otorita,” ujar Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) Diana Kusumastuti di Jakarta, Selasa (8/4) lalu.
Diana menegaskan bahwa proyek besar ini tidak bisa hanya ditangani oleh satu kementerian. Karena mencakup wilayah yang luas dan melibatkan banyak pihak, diperlukan badan yang mampu menjembatani koordinasi antarinstansi.
“Ini proyek yang besar, dari Tangerang, Banten sampai ke Gresik, Jawa Timur. Jadi harus ada badannya. Kemenko IPK sedang merintis hal itu,” tambahnya.
Rencana pembentukan badan ini akan ditempatkan di bawah Kemenko IPK. Dengan begitu, diharapkan pengelolaan proyek dapat berjalan lebih terarah dan efisien.
Sementara itu, Menko IPK Agus Harimurti Yudhoyono menyampaikan bahwa pembangunan Giant Sea Wall merupakan bagian dari solusi jangka panjang untuk berbagai persoalan krusial seperti banjir rob dan penurunan muka tanah.
Pemerintah juga mulai membuka opsi pendanaan yang lebih luas dan inovatif. AHY mengatakan bahwa semua pihak berpotensi dilibatkan dalam pendanaan proyek ini, baik dari sektor swasta nasional maupun internasional.
Tak hanya itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dody Hanggodo, menegaskan komitmennya untuk terus melanjutkan pembangunan tanggul laut di wilayah pesisir utara Jawa. Langkah ini diambil sebagai upaya konkret untuk mengurangi risiko banjir dan dampak penurunan permukaan tanah di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Saat ini, Kementerian PU sedang menyelesaikan kajian pembiayaan dan studi kelayakan untuk Tahap B dari proyek tanggul laut, yang direncanakan memiliki panjang sekitar 21 kilometer.
Dody menyebutkan bahwa ada dua acuan utama yang sedang dipertimbangkan dalam menentukan konsep desain tanggul, yakni Integrated Flood Safety Plan Giant Sea Wall Tahap B Jakarta yang disusun tahun 2020, dan Masterplan dari Bappenas yang dibuat pada tahun 2016.
Sebagai catatan tambahan, pembangunan tanggul laut juga tengah berlangsung di wilayah Jawa Tengah, secara terintegrasi dengan proyek Tol Semarang-Demak dan Tol Semarang Harbour, menunjukkan bahwa proyek ini memang bukan hanya sekadar infrastruktur, tetapi juga bagian dari transformasi besar kawasan pesisir Indonesia.