London, Portonews.com – Polisi Inggris menangkap kapten kapal kargo atas dugaan pembunuhan akibat kelalaian saat mereka mencari jawaban mengapa kapal tersebut menabrak sebuah tanker yang sedang mengangkut bahan bakar jet untuk militer AS di lepas pantai Inggris Timur, yang menyebabkan kedua kapal terbakar, Selasa (11/3). Satu pelaut diperkirakan tewas dalam tabrakan ini, serta memicu kekhawatiran akan kerusakan lingkungan yang signifikan.
Polisi Humberside mengungkapkan bahwa kapten yang berusia 59 tahun tersebut ditahan “dengan kecurigaan pembunuhan akibat kelalaian berat terkait tabrakan.” Nama kapten tersebut tidak disebutkan oleh pihak kepolisian dan ia belum dikenakan dakwaan.
Pemilik kapal kontainer, perusahaan pelayaran Ernst Russ, menyatakan bahwa pria yang ditangkap tersebut adalah nakhoda kapal. Mereka menambahkan bahwa “ia dan seluruh tim kami aktif membantu penyelidikan.”
Pemerintah Inggris menyatakan bahwa penyebab tabrakan ini masih dalam penyelidikan, namun tidak ada indikasi adanya unsur kejahatan. Pihak berwenang Inggris juga memantau potensi kerusakan pada burung dan kehidupan laut setelah bahan bakar jet tumpah ke Laut Utara ketika kapal Solong yang terdaftar di Portugal menabrak tanker MV Stena Immaculate yang berbendera AS pada hari Senin (10/3). Tabrakan ini memicu ledakan dan kebakaran yang berlangsung lebih dari 24 jam. Rekaman yang diambil dari helikopter pada pagi hari Selasa (11/3) menunjukkan bahwa api di tanker tampaknya sudah hampir padam, meskipun terdapat robekan besar di sisi kiri kapal.
Agensi penjaga pantai Inggris mengatakan bahwa kapal Solong masih terbakar pada Selasa (11/3) . Bagian depan kapal kargo tersebut hancur dan menghitam, terlihat melaju ke arah selatan, menjauhi tanker, dan zona eksklusi sejauh 1 kilometer (sekitar ½ mil) telah diterapkan di sekitar kedua kapal.
“Belum ada tanda-tanda pencemaran dari kapal yang diamati saat ini,” kata Menteri Transportasi Mike Kane kepada anggota parlemen di Dewan Rakyat.
Awalnya kapal Solong diperkirakan akan tenggelam, namun kemudian pemerintah menyatakan bahwa kedua kapal kemungkinan akan tetap terapung. Tabrakan ini memicu operasi penyelamatan besar-besaran menggunakan perahu penyelamat, pesawat penjaga pantai, dan kapal komersial di Laut Utara yang berkabut.
Seluruh kru, kecuali satu orang dari kedua kapal, berhasil dibawa ke daratan dengan selamat di pelabuhan Grimsby, sekitar 240 kilometer sebelah utara London, tanpa cedera berat. Seorang anggota kru hilang, dan pencarian dihentikan pada Senin malam.
“Kami berasumsi bahwa, sangat disayangkan, pelaut tersebut telah meninggal,” kata Kane.
Badan Penyidikan Kecelakaan Maritim Inggris (Marine Accident Investigation Branch) telah mulai mengumpulkan bukti untuk mencari tahu apa yang menyebabkan kapal Solong, yang berangkat dari Grangemouth, Skotlandia, menuju Rotterdam, Belanda, menabrak tanker yang sedang berlabuh sekitar 16 kilometer dari pantai Inggris.
Penyelidikan ini akan dipimpin oleh AS dan Portugal, negara-negara tempat kapal-kapal tersebut terdaftar.
Kapal tanker Stena Immaculate yang panjangnya 183 meter (596 kaki) tersebut beroperasi sebagai bagian dari Program Keamanan Tanker Pemerintah AS, sebuah kelompok kapal komersial yang dapat disewa untuk mengangkut bahan bakar bagi militer jika diperlukan. Operator kapal, perusahaan manajemen maritim asal AS, Crowley, menyatakan bahwa kapal tersebut mengangkut 220.000 barel bahan bakar Jet-A1 dalam 16 tangki, di antaranya satu tangki terbelah. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa masih belum jelas berapa banyak bahan bakar yang telah tumpah ke laut.
Pemilik kapal Solong menyatakan bahwa, bertentangan dengan laporan sebelumnya, kapal tersebut tidak membawa kontainer berisi natrium sianida, yang dapat menghasilkan gas berbahaya jika bercampur dengan air. Mereka menyatakan bahwa empat kontainer kosong sebelumnya berisi bahan kimia tersebut.
“Tim kami secara aktif bekerja sama dengan semua otoritas setempat, dan kami akan bekerja dengan tim pembersihan untuk memastikan setiap upaya dilakukan untuk memitigasi dampak lebih lanjut pada lingkungan laut,” kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Greenpeace Inggris mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk menilai sejauh mana kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh tabrakan ini, yang terjadi di dekat kawasan perikanan yang sibuk dan koloni burung laut besar.
Para ahli lingkungan menyatakan bahwa tumpahan minyak dan bahan kimia menimbulkan risiko bagi kehidupan laut, termasuk paus dan lumba-lumba, serta burung-burung seperti puffin, gannet, dan guillemot yang hidup di tebing-tebing pantai. Tom Webb, dosen senior dalam ekologi dan konservasi laut di Universitas Sheffield, mengatakan bahwa kehidupan liar di sepanjang pantai ini “memiliki nilai biologis, budaya, dan ekonomi yang sangat penting.”
Alex Lukyanov, yang memodelkan tumpahan minyak di Universitas Reading, mengatakan bahwa dampak lingkungan akan bergantung pada banyak faktor, termasuk “ukuran tumpahan, kondisi cuaca, arus laut, gelombang air, pola angin, dan jenis minyak yang terlibat.”
“Kejadian ini sangat mengkhawatirkan karena tampaknya melibatkan minyak yang persisten, yang terurai perlahan di air,” kata Lukyanov. “Dampak lingkungan bisa sangat parah.”
Sumber : apnews.com