Moskow, Portonews.com – Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap respons yang tidak memadai dari Kementerian Situasi Darurat terkait tumpahan minyak yang terjadi akibat kerusakan dua kapal tanker di Laut Hitam. Pernyataan ini disampaikan dalam rapat Kabinet yang digelar pada Kamis (9/1), di mana Putin menyebut insiden tersebut sebagai “salah satu tantangan lingkungan paling serius” yang dihadapi Rusia dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 15 Desember 2024, dua kapal tanker minyak Rusia terjebak dalam badai di selatan Selat Kerch. Kapal Volgoneft-212 yang mengangkut sekitar 4.900 ton mazut, produk minyak berat berkualitas rendah, pecah menjadi dua bagian dan tenggelam, menyebabkan tumpahan minyak serta menewaskan seorang awak kapal. Sementara itu, kapal Volgoneft-239 mengalami kerusakan dan hanyut selama beberapa jam sebelum akhirnya kandas di dekat Pelabuhan Taman di Krasnodar Krai, juga menyebabkan kebocoran minyak.
Putin menekankan perlunya tindakan cepat untuk mengatasi dampak lingkungan dari tumpahan tersebut. Ia meminta Menteri Situasi Darurat, Alexander Kurenkov, untuk memberikan laporan rinci mengenai perkembangan situasi dan segera mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kerusakan lebih lanjut.
“Masalah ini tidak bisa diabaikan pada pertemuan hari ini,” ujar Putin, menekankan urgensi dari penanganan insiden tersebut.
Untuk mengatasi krisis ini, Putin memerintahkan pembentukan satuan tugas darurat yang bertugas untuk membersihkan tumpahan minyak dan mengurangi dampaknya terhadap lingkungan sekitar.