Taiwan, Portonews.com – Operasional Pelabuhan Keelung, Taiwan, terganggu sejak 16 Maret 2025 lalu, setelah terjadi tumpahan minyak saat pengisian bahan bakar kapal. Beberapa kapal yang sedang berlabuh di pelabuhan, termasuk kapal kontainer, perahu pilot, dan kapal pesiar, terkontaminasi akibat kejadian ini.
Tumpahan minyak terjadi saat kapal kontainer Kanway Global, dengan kapasitas 24.500 dwt dan 1.675 TEU, sedang mengisi bahan bakar di pelabuhan sekitar pukul 10 malam (16/3), waktu setempat. Menurut laporan, tumpahan tersebut disebabkan oleh meluapnya sambungan dari tongkang bahan bakar, yang mengakibatkan sekitar 100 liter minyak berat bocor ke perairan dekat terminal kontainer.
Minyak kemudian menyebar ke beberapa dermaga dan mempengaruhi kapal-kapal yang sedang berlabuh, termasuk TS Pusan, TS Surabaya, YM Immense, serta Norwegian Sky, sebuah kapal pesiar. Tiga perahu pilot yang berada di Dermaga 6 Timur juga terkontaminasi.
Untuk menangani hal ini, Taiwan International Ports Corporation (TIPC) segera mengerahkan boom penahan minyak dan bahan penyerap untuk mengurangi dampak lingkungan. Tim pembersih juga menggunakan mesin cuci tekanan untuk membersihkan minyak dari lambung kapal dan tali tambat yang terkontaminasi.
Prioritas pembersihan diberikan kepada kapal-kapal yang dijadwalkan berangkat untuk mengurangi keterlambatan. Dilansir dari laman marineinsight, beberapa keberangkatan terpaksa tertunda, termasuk tiga perahu pilot yang harus menjalani pembersihan di dok kering. Norwegian Sky berhasil berangkat menuju Hong Kong pada 19 Maret, dan TS Pusan juga melanjutkan perjalanan setelah dibersihkan. Namun, Kanway Global dan TS Surabaya masih berlabuh di Pelabuhan Keelung.
Sebagai informasi tambahan bahwa tumpahan minyak yang mengapung di permukaan air juga dapat mengancam ekosistem laut, karena dapat menghalangi sinar matahari, meningkatkan suhu air, serta mengganggu proses pertukaran gas antara laut dan atmosfer, yang berisiko merusak ekosistem laut. Selain itu, minyak yang tenggelam ke dasar laut dapat menumpuk di sedimen dan pantai, yang dapat membahayakan organisme laut.
Untuk mengatasi pencemaran akibat tumpahan minyak, ada beberapa langkah penanggulangan yang dapat dilakukan, antara lain oil boom (pembatas tumpahan), oil skimmer (alat penghisap minyak di perairan), dan portable storage tank (wadah penyimpanan sementara). Penanganan ini memerlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan perusahaan jasa penanggulangan tumpahan minyak.
Di Indonesia, perusahaan yang berpengalaman dalam menangani tumpahan minyak adalah OSCT Indonesia. Perusahaan ini memiliki reputasi yang baik dalam mengatasi pencemaran minyak di perairan. OSCT Indonesia dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai, seperti lebih dari 44.000 meter boom penahan minyak, 122 skimmer, serta 170 responder terlatih yang siap merespons insiden tumpahan minyak dengan cepat dan efektif.
Sebagai akibat dari tumpahan Pelabuhan Keelung, Biro Pelabuhan Maritim Taiwan mengenakan denda sebesar TW$300.000 (sekitar US$9.100) kepada Kanway Lines, pemilik Kanway Global, berdasarkan pelanggaran Undang-Undang Pelabuhan Komersial.
sampai saat ini, pembersihan masih terus dilakukan untuk meminimalkan dampak tumpahan minyak ini dan memastikan pelabuhan dapat kembali beroperasi secara normal.