Jakarta, Portonews.com – Menurut informasi Komando Pusat Jerman untuk Keadaan Darurat Maritim, Kapal Eventin, dengan panjang 274 meter mengalami kerusakan mesin dan mengakibatkan kehilangan kemampuan manuver pada saat berlayar dari Rusia menuju Mesir. Kapal ini membawa hampir 100.000 ton minyak.
Insiden ini terjadi di lepas pantai utara, dan pihak berwenang Jerman berusaha keras untuk mengamankan kapal tersebut pada Sabtu ( 11/1). Kapal ini diduga merupakan bagian dari “armada bayangan” Rusia yang melanggar sanksi internasional. Pihak Jerman segera menarik kapal ini jauh dari pantai untuk mencegah terjadinya tumpahan minyak.
Dilansir laman VOA, kapal tersebut terombang-ambing di perairan pantai, Jumat (10/1). Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, mengkritik Rusia yang menggunakan “kapal tanker minyak tua” untuk menghindari sanksi atas ekspor minyak mereka. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai ancaman bagi keamanan Eropa.
Tiga kapal tunda telah berusaha menarik Eventin ke arah timur laut, menjauh dari pantai dan menuju perairan yang lebih aman dengan ruang laut yang lebih luas. Kondisi laut yang buruk, dengan gelombang setinggi 2,5 meter dan angin kencang, membuat pihak berwenang mengambil langkah-langkah pencegahan keselamatan. Setelah sekitar delapan jam, Eventin berhasil ditarik sejauh 25 kilometer menuju perairan yang lebih aman di timur laut Cape Arkona.
Meski kapal ini terdaftar di Panama, Kementerian Luar Negeri Jerman mengaitkannya dengan armada bayangan Rusia yang melanggar sanksi. Baerbock menegaskan bahwa dengan mengoperasikan kapal tanker yang sudah tua dan berkarat, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak hanya menghindari sanksi internasional, tetapi juga membahayakan pariwisata di Laut Baltik jika terjadi kecelakaan.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina, negara-negara Barat memberlakukan embargo terhadap industri minyak Rusia dan melarang penyediaan layanan bagi kapal yang membawa minyak melalui laut. Sebagai respons, Rusia mengandalkan kapal tanker dengan kepemilikan yang tidak transparan atau tanpa asuransi yang memadai untuk melanjutkan ekspor minyaknya.
Menurut Dewan Atlantik, jumlah kapal dalam armada bayangan Rusia meningkat pesat sejak perang dimulai. Negara-negara Barat, termasuk Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Inggris, telah menerapkan sanksi terhadap kapal-kapal yang terlibat dalam armada bayangan ini. Uni Eropa telah memberi sanksi pada lebih dari 70 kapal yang diduga membawa minyak Rusia, sementara Amerika Serikat dan Inggris juga memperkenalkan pembatasan terhadap sekitar 180 kapal lainnya.