Singapura, Portonews.com – Chek Jawa Wetlands, salah satu destinasi alam paling kaya akan keanekaragaman hayati di Singapura, akhirnya dibuka kembali untuk pengunjung pada Sabtu (5/4), setelah ditutup sementara akibat tumpahan minyak yang terjadi di pesisir Pulau Ubin.
Melalui pembaruan di Facebook pada 5 April 2025, Dewan Taman Nasional Singapura menginformasikan bahwa mereka akan membiarkan residu minyak yang terdeteksi di beberapa bagian Chek Jawa Wetlands untuk terurai secara alami, guna mengurangi dampak lebih lanjut. Proses ini akan terus dipantau secara ketat oleh pihak berwenang. Perlindungan dengan boom minyak yang sempat dipasang di sekitar kawasan tersebut juga akan secara bertahap dilepas.
Selain Chek Jawa, beberapa lokasi lainnya turut terimbas, termasuk beberapa tambak ikan serta pantai-pantai di Changi dan Pasir Ris. Tumpahan minyak ini berasal dari Terminal Langsat di dekat muara Sungai Johor, dan tumpahan minyak lainnya ditemukan di Selat Johor bagian timur pada 3 April 2025.
Beruntungnya, kebocoran minyak tersebut kini sudah terhenti, sementara upaya pembersihan di terminal pelabuhan masih berlangsung.
Lembaga Pangan Singapura (SFA), yang bekerja sama dengan peternakan ikan untuk meminimalisir dampak tumpahan minyak tersebut, melaporkan bahwa salah satu peternakan, De Kelong, terpengaruh lebih signifikan dibandingkan lainnya. “Untuk memastikan keamanan pangan, peternakan De Kelong telah menghentikan sementara penjualan dan distribusi stok hasil lautnya, dan juga tengah aktif melakukan upaya pembersihan,” ujar SFA dalam pembaruan pada 5 April 2025.
SFA, bersama dengan Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura (MPA), telah bekerja dengan peternakan ikan untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan, termasuk memberikan pad penyerap minyak.
Pada 5 April 2025, hasil uji dari hasil laut yang diperoleh dari peternakan lain di Selat Johor Timur dan hasil laut impor menunjukkan tidak ada masalah yang perlu dikhawatirkan, menurut SFA.
Menteri Pembangunan Nasional, Desmond Lee, dalam sebuah unggahan Facebook pada 4 April 2025 menjelaskan bahwa lapisan minyak tipis terlihat di beberapa bagian Chek Jawa Wetlands pada pagi itu. “Area utama yang terpengaruh adalah di Mangrove Boardwalk, di mana residu minyak terlihat di beberapa batu dan akar pohon bakau. Beruntung, area intertidal sebagian besar tidak terpengaruh,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa lapisan minyak tidak terlihat di pantai lainnya di Pulau Ubin.
Chek Jawa Wetlands, yang mencakup sekitar 100 hektar dan terletak di selatan Terminal Langsat, merupakan rumah bagi enam ekosistem yang beragam, termasuk fauna yang hidup di pantai berpasir, pantai berbatu, laguna lamun, terumbu karang, hutan bakau, dan hutan pesisir.
Saat ini, sebagian pantai di Changi dan Pasir Ris yang terdampak tumpahan minyak juga telah dipagari untuk mendukung operasi pembersihan yang sedang berlangsung. Diperkirakan, pembersihan tersebut akan selesai dalam beberapa hari mendatang.
Sumber : The Straits Times