Filipina, Portonews,com – Sebanyak 30.000 nelayan di Oriental Mindoro, Filipina, akhirnya menerima kompensasi dari International Oil Pollution Compensation (IOPC) hampir dua tahun setelah tumpahan minyak besar merusak mata pencaharian mereka. Gubernur Oriental Mindoro, Humerlito Dolor, mengungkapkan bahwa beberapa penerima manfaat mendapat hingga P700.000, sebagaimana dilaporkan oleh ABS-CBN News.
Tumpahan minyak ini terjadi akibat tenggelamnya kapal tanker Princess Empress pada 28 Februari 2023. Insiden tersebut menghancurkan mata pencaharian masyarakat setempat, khususnya para nelayan, sehingga banyak dari mereka mengajukan klaim kompensasi.
Selain nelayan, sekitar 300 pekerja sektor pariwisata juga mulai menerima ganti rugi. Diperkirakan masih ada sekitar 1.000 hingga 1.200 orang lagi yang akan mendapatkan kompensasi dalam waktu dekat.
Secara keseluruhan, sekitar 35.000 hingga 40.000 orang di Oriental Mindoro diperkirakan akan menerima pembayaran dari IOPC. Gubernur Dolor menekankan bahwa Oriental Mindoro menjadi provinsi tercepat di dunia yang menerima kompensasi akibat tumpahan minyak. Ia pun menyampaikan apresiasinya kepada IOPC atas proses yang cepat dan efisien ini.
Tak hanya masyarakat, pemerintah provinsi juga akan menerima kompensasi atas biaya yang dikeluarkan dalam upaya penanggulangan tumpahan minyak. Berdasarkan penilaian awal, klaim yang diajukan mencapai sedikitnya P41 juta.
Sementara itu, klaim atas kerusakan lingkungan masih dalam tahap penilaian. Masyarakat yang belum mengajukan klaim kompensasi masih memiliki kesempatan hingga 1 Maret 2026 untuk melakukannya.
Kapal MT Princess Empress tenggelam di dekat Balingawan Point, Pola, Oriental Mindoro, saat membawa hampir satu juta liter bahan bakar industri. Tumpahan minyak ini tidak hanya berdampak pada Oriental Mindoro, tetapi juga wilayah Batangas, Palawan, dan Antique di Filipina.
“Oriental Mindoro tetap menjadi provinsi tercepat di dunia yang menerima kompensasi atas tumpahan minyak, dan kami bersyukur bahwa masyarakat kami tidak perlu menunggu terlalu lama,” ujar Gubernur Dolor.