Jakarta, Portonews.com – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan bahwa kebijakan penghentian impor empat komoditas pangan—beras, jagung, gula, dan garam—tidak akan memengaruhi stabilitas stok maupun harga pangan di dalam negeri. Ia menyatakan pasokan serta harga di pasar lokal saat ini masih dalam keadaan aman hingga pertengahan Januari.
“Biasanya di Januari harga pangan naik, sekarang alhamdulillah stabil. Tadi kita cek langsung di lapangan,”
ujar Zulhas usai memimpin rapat koordinasi di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (17/1).
Zulhas menyebut sejumlah komoditas yang terpantau aman, termasuk cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Perum Bulog sebanyak 2 juta ton, stok daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabai merah keriting. Menurutnya, saat ini pemerintah memutuskan untuk tidak lagi mengimpor beras, jagung, gula, serta garam sebagai bagian dari upaya mewujudkan swasembada pangan.
“Kita tidak impor lagi beras tahun ini. Kita juga tidak impor garam, gula, tidak impor lagi jagung. Ada empat komoditas,” katanya menegaskan.
Ia menambahkan bahwa kebijakan tersebut selaras dengan target swasembada pangan yang diusung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yang diharapkan tercapai pada tahun 2027. Zulhas optimistis, melalui kerja keras lintas kementerian/lembaga, Indonesia dapat menjaga stok pangan tetap stabil tanpa perlu membuka keran impor.
“Semangat kita adalah kerja keras sampai swasembada pangan. Nanti pasti kita evaluasi, apakah bulan tiga atau bulan enam. Tapi kita yakin bisa,” jelasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, mengingatkan agar pemerintah berhati-hati sebelum benar-benar menutup keran impor. Ia menyebut bahwa kalkulasi yang tidak tepat dapat memicu kenaikan harga atau kekurangan suplai di dalam negeri.
“Pemerintah perlu betul-betul menghitung suplai dalam negeri agar kebijakan ini tidak memicu kenaikan harga. Misalnya jagung, apa semua jenisnya cukup? Kalau hanya jagung pakan ternak yang cukup, bagaimana dengan industri makanan-minuman?” kata Faisal saat dihubungi di Jakarta.
Faisal juga menekankan pentingnya menjaga ketersediaan gula yang terbagi menjadi berbagai jenis, di antaranya gula rafinasi untuk industri. Sebab, Indonesia tercatat sebagai salah satu importir gula terbesar di dunia, sehingga melarang impor gula tanpa perhitungan matang bisa mengganggu industri yang bergantung pada bahan baku tersebut.
Ia menilai bahwa stabilitas harga serta suplai tidak sekadar menyangkut kebutuhan konsumsi rumah tangga, tetapi juga menopang industri manufaktur. Jika salah satu bahan baku industri terganggu akibat larangan impor, kompetitivitas industri tersebut dapat menurun drastis.
Pemerintah berharap kebijakan larangan impor empat komoditas pangan tersebut dapat mendorong peningkatan produksi domestik dan memperkuat peran petani, serta pelaku usaha di sektor pangan. Zulhas menegaskan bahwa pemerintah akan terus memberikan dukungan, mulai dari penyediaan bibit unggul hingga pembenahan rantai pasok, demi memacu produktivitas yang berkelanjutan.
“Kita punya potensi besar untuk mewujudkan swasembada. Dengan kolaborasi bersama, kami yakin target ini dapat tercapai,” pungkas Zulhas.