Jakarta, Portonews.com – Di tengah tantangan ekonomi global yang semakin tidak menentu, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin memperkuat kerja sama untuk menjaga stabilitas dan ketahanan sektor keuangan Indonesia. Melalui sinergi yang semakin solid, kedua lembaga ini berkomitmen untuk mendukung intermediasi yang optimal guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan, sejalan dengan Program Astacita Pemerintah.
Dilansir laman Antara, Jumat (28/3), Gubernur BI, Perry Warjiyo, dan Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menegaskan komitmen kedua lembaga untuk terus memperkuat koordinasi di berbagai sektor strategis. Hal ini termasuk akselerasi proses perizinan sektor jasa keuangan, pengembangan pasar keuangan, inovasi teknologi finansial, serta peningkatan literasi dan inklusi keuangan.
Salah satu langkah penting yang dilakukan adalah akselerasi proses perizinan terintegrasi sektor jasa keuangan yang akan dilakukan melalui simplifikasi dari aspek persyaratan, standardisasi proses bisnis, serta digitalisasi proses perizinan dan/atau persetujuan melalui sistem terintegrasi. Untuk mendukung akselerasi tersebut, BI dan OJK telah melakukan pemetaan terhadap persyaratan dan proses perizinan/persetujuan, serta akan melakukan piloting perizinan/persetujuan online secara terintegrasi terhadap bank, baik yang terkait dengan kelembagaan, produk, maupun aktivitas lembaga jasa keuangan.
“Kondisi ekonomi yang stabil dan sektor keuangan yang berdaya tahan tidak terlepas dari kerja sama dan koordinasi BI dan OJK yang sudah terjalin dengan baik dalam mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan wewenang masing-masing lembaga,” tulis pernyataan bersama BI dan OJK.
Selain itu, kedua lembaga juga menguatkan sinergi kebijakan dalam pengembangan dan pendalaman pasar keuangan, termasuk transisi pengakhiran publikasi Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) pada 31 Desember 2025, serta penggunaan Indonesia Overnight Index Average (IndONIA) sebagai pengganti JIBOR. Mereka juga berkoordinasi dalam pengembangan transaksi repurchase agreement (repo) SBN dan implementasi infrastruktur pasar uang serta pasar valas.
Tak hanya itu, BI dan OJK juga bersinergi dalam pengembangan inovasi teknologi dan aset keuangan digital serta penguatan edukasi, literasi, dan inklusi keuangan, termasuk perlindungan konsumen.
“Ke depan, BI dan OJK akan terus meningkatkan kerja sama dan koordinasi dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas dan wewenang masing-masing lembaga,” tambah Perry Warjiyo dan Mahendra Siregar.
Kerja sama ini diharapkan dapat menciptakan stabilitas sektor keuangan yang lebih kuat, mendukung pembiayaan sektor prioritas, serta meningkatkan ketahanan siber sektor keuangan Indonesia.