Jakarta, Portonews.com – Pemerintah Indonesia membentuk tim kajian khusus yang akan fokus pada identifikasi penghambat masuknya investasi ke dalam negeri. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mempercepat pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih tinggi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan hal ini usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan para rektor perguruan tinggi nasional di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, (13/3) malam. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi hanya bisa dicapai dengan peningkatan investasi, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
“Investasi dalam negeri ditangani oleh Danantara, jadi kita tambah investasi dari global market,” ungkap Airlangga.
Airlangga juga menyampaikan bahwa meski dunia sedang menghadapi ketidakpastian geopolitik, Indonesia tetap menjadi destinasi menarik bagi investor global. Hal ini didorong oleh stabilitas politik yang terjaga serta pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut, terutama di kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik.
Dia menambahkan bahwa Indonesia juga semakin dilirik negara-negara tetangga, seperti Vietnam, yang memiliki minat untuk menjalin kerja sama lebih erat. “Dengan jumlah penduduk ASEAN tinggi ini jadi daya tarik sendiri. Seperti Vietnam, dia kan ekspor ke Amerika dan Eropa, tapi kenapa dia tengok Indonesia? Karena Indonesia daya beli domestiknya kuat, jadi mereka berharap dengan kerja sama Indonesia-Vietnam juga untuk domestik market besar,” jelasnya.
Menurut Airlangga, Indonesia memiliki pangsa pasar domestik yang cukup besar, mencapai 52-54 persen dari total pasar di kawasan ASEAN, atau sekitar 750 miliar dolar AS, yang menjadikan Indonesia semakin menarik bagi investor global.
Terkait dengan hambatan investasi, terutama yang melibatkan oknum LSM, Airlangga menegaskan bahwa pemerintah akan melakukan evaluasi lebih lanjut. “Tentu kita akan lihat satu-satu lagi, ada banyak yang sudah kita inventarisir,” ujarnya, seperti dilansir laman Antara.
Selain itu, sebelumnya telah disepakati pembentukan tim kajian khusus yang melibatkan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto. Tim ini akan bekerja untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kebijakan yang dapat menghambat investasi serta mengusulkan penghapusannya kepada Presiden Prabowo Subianto.
Rencananya, tim ini akan mulai bekerja dalam waktu seminggu untuk menyusun rekomendasi yang diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif dan mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen.
Luhut Pandjaitan optimistis bahwa dengan koordinasi yang solid antara DEN, Kemenko Perekonomian, serta kementerian dan lembaga terkait, kebijakan yang dihasilkan akan lebih efektif dan berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.