Banda Aceh, Portonews.com – Wilayah Aceh Besar diguncang oleh rangkaian gempa susulan yang terjadi sejak 30 Maret 2025. Kepala BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar, Andi Azhar Rusdin, menjelaskan bahwa gempa pertama terjadi pada Minggu, 30 Maret 2025, pukul 09.58 WIB dengan magnitudo 5,2. Hingga 1 April 2025, sebanyak 47 gempa susulan tercatat dengan frekuensi yang bervariasi.
“Gempa susulan merupakan wujud dari proses kembalinya posisi batuan di bawah permukaan bumi yang telah bergeser akibat gempa utama,” ujar Andi dalam keterangannya. Ia menambahkan bahwa aktivitas seismik ini adalah fenomena yang normal setelah terjadinya gempa kuat, namun masyarakat tetap perlu waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan.
Gempa ini berkaitan dengan pergerakan Sesar Seulimeum, yang terletak di jalur sebelah timur yang melewati lereng barat Gunung Seulawah Agam hingga utara, membelah Pulau Weh. Menurut Andi, “Pola pergerakan sesar besar Sumatera, salah satunya di patahan Seulimeum, itu memiliki pola pergerakan patahan mendatar menganan.”
BMKG mencatat bahwa hingga 1 April 2025 pukul 13.00 WIB, gempa susulan terus berlangsung dengan magnitudo maksimum 5,2 dan magnitudo minimum 1,2. Meskipun gempa susulan merupakan fenomena alami, Andi mengingatkan bahwa gempa tetap menjadi ancaman bagi masyarakat setempat.
“Gempa bumi itu tidak membunuh secara langsung, namun dampak-dampak sekundernya, misalnya bangunan roboh, itu yang dapat menimbulkan korban jiwa,” jelas Andi.
BMKG juga menegaskan bahwa hingga saat ini gempa bumi belum dapat diprediksi secara pasti, baik dari segi waktu, besaran, maupun lokasinya. Oleh karena itu, kesiapsiagaan masyarakat dan ketahanan infrastruktur menjadi faktor penting dalam menghadapi ancaman gempa bumi.
“Sampai saat ini gempa bumi belum dapat diprediksi secara tepat baik waktu, besaran, maupun lokasinya. Namun, yang perlu kita siapkan adalah kapasitas masyarakat serta infrastruktur dalam menghadapi kejadian gempa tersebut,” tambah Andi.
Sebagai langkah mitigasi, Andi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga menghadapi kemungkinan gempa. “Gempa bumi sampai saat ini tidak dapat diprediksi secara tepat, sehingga kita tetap perlu waspada dan siap siaga ketika gempa itu terjadi. Jangan panik ketika terjadi gempa, serta jangan terpancing oleh isu-isu atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” imbaunya.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar hanya mengacu pada informasi resmi dari BMKG dan BPBD setempat untuk menghindari kepanikan akibat hoaks. “Pastikan informasi gempa bersumber dari BMKG dan BPBD setempat,” katanya.
Dengan adanya gempa susulan yang terus terjadi, BMKG menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dan menjaga ketahanan infrastruktur untuk mengurangi potensi kerusakan dan korban jiwa akibat gempa bumi.