Yogyakarta, Portonews.com – Warga Daerah Istimewa Yogyakarta dihebohkan dengan fenomena alam yang jarang terjadi, yakni hujan es yang melanda beberapa wilayah pada Selasa (11/3) sore. Kejadian ini bersamaan dengan hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut, menciptakan pemandangan yang mengundang perhatian.
Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono, mengonfirmasi bahwa hujan es tersebut terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Bantul. “Terjadi di Sleman dan di Bantul, ya, sebagian karena memang ini bergerak. Di Kota Yogyakarta juga ada,” ujarnya, seperti dilansir laman Antara.
Menurut Warjono, hujan es dipicu oleh keberadaan awan Cumulonimbus yang mencapai ketinggian hingga 15 kilometer, dengan suhu puncak awan yang tercatat mencapai minus 7,2 derajat Celsius. Ia menjelaskan bahwa butiran es yang terbentuk di ketinggian tersebut tidak mengalami gesekan cukup untuk mencair sebelum mencapai permukaan bumi.
Warjono juga menjelaskan bahwa hujan es ini diperparah dengan adanya fenomena “downdraft,” atau aliran udara turun yang sangat kuat, yang memungkinkan butiran es jatuh ke tanah tanpa banyak hambatan. Angin yang bergerak dari barat ke timur juga turut berperan dalam membawa awan hujan es ini menuju wilayah Yogyakarta. Selain hujan es, fenomena ini juga disertai dengan angin kencang dan petir yang tercatat di beberapa lokasi.
Warjono menambahkan bahwa cuaca ekstrem seperti ini umumnya terjadi pada masa peralihan musim, yang biasanya berlangsung antara Maret dan April. “Masa peralihan ini kan dari bulan Maret sampai di bulan April, jadi potensi sampai bulan April pun masih ada potensi untuk terjadinya hujan ekstrem,” ujarnya.
Salah satu lokasi yang terdampak hujan es adalah halaman Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada (UGM) di Sleman. Koordinator Bidang Protokol UGM, Haryanto, membenarkan kejadian tersebut, yang terjadi sekitar pukul 15.15 WIB. “Benar-benar memang di lingkungan kantor pusat UGM ini terjadi hujan es,” ujarnya.
Haryanto menceritakan bahwa beberapa pegawai yang berada di dalam ruangan sempat mendengar suara hujan deras dan keluar untuk melihat keadaan. Mereka pun terkejut saat menyaksikan butiran es yang turun bersama hujan. “Mengetahui kalau ada hujan es, teman-teman yang ada di ruangan itu pada keluar semua,” katanya.
Nalya Naomi Tarigan, seorang mahasiswa Fakultas Hukum UGM, juga mengaku menyaksikan fenomena hujan es tersebut. Awalnya, ia hanya berniat merekam suasana hujan deras di kampus, namun ia terkejut saat melihat butiran es yang terekam dalam videonya. “Aku awalnya cuma ingin merekam hujan di kampus karena terlihat cukup deras. Tapi pas aku lihat videonya, ada sesuatu yang seperti mantul-mantul di tanah. Setelah diperhatikan lebih jelas, ternyata itu adalah bongkahan es,” ungkap Nalya.
Ia juga menggambarkan ukuran es yang turun tidak terlalu besar, namun cukup terlihat jelas. “Es batunya lumayan gede, kira-kira seukuran koin, tapi ada juga yang kecil-kecil seperti peluru karet. Ini pertama kalinya aku melihat hujan es di UGM,” tambahnya.
Fenomena hujan es ini menambah daftar kejadian cuaca ekstrem yang kerap terjadi di masa peralihan musim hujan ke musim kemarau di wilayah Yogyakarta.