Jakarta, Portonews.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan apresiasi kepada Kementerian Keuangan (LPDP), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, universitas, serta kolegium atas kerja sama yang solid dalam mendukung program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) berbasis rumah sakit. Program ini diharapkan dapat menjawab tantangan besar dalam memastikan pemerataan layanan kesehatan yang berkualitas di seluruh Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa implementasi PPDS berbasis rumah sakit merupakan bagian dari transformasi sistem kesehatan Indonesia. “Dengan program ini, sistem kesehatan nasional diharapkan dapat menjadi lebih adil, berkualitas, dan mampu memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat,” ujarnya dalam acara Orientasi Pusat Peserta Didik PPDS Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSPPU) pada Jumat (7/2).
Sebagai bagian dari upaya memperkuat sistem kesehatan, pemerintah tengah membangun 66 rumah sakit baru di berbagai kabupaten/kota yang dilengkapi dengan fasilitas kesehatan modern. Namun, Menkes Budi menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur tersebut tidak akan berdampak besar tanpa ketersediaan tenaga medis yang memadai. “Masalah utama bukan hanya kekurangan dokter spesialis, tetapi juga distribusi yang tidak merata di seluruh daerah,” ungkapnya.
Maka dari itu, pemerintah kini fokus pada sistem pendidikan dokter spesialis yang lebih berpihak pada kebutuhan daerah. Program ini dirancang untuk mempercepat penempatan dokter spesialis di wilayah yang masih kekurangan tenaga medis, serta memastikan mereka kembali mengabdi di tempat asalnya setelah menyelesaikan pendidikan.
Dalam rangka mencetak tenaga medis yang kompeten, pendidikan dokter spesialis di Indonesia kini mengadopsi standar internasional. Calon dokter spesialis akan mendapatkan pendampingan langsung dari konsulen tanpa harus terbebani biaya pendidikan yang tinggi. Program ini bertujuan untuk mencetak lebih banyak dokter spesialis yang siap berkontribusi bagi masyarakat.
Sebanyak 52 peserta didik PPDS yang baru memulai pendidikan berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Menkes Budi menjelaskan, seleksi peserta PPDS dari daerah ini bertujuan agar mereka dapat kembali mengabdi di wilayah asalnya setelah menyelesaikan pendidikan. “Dengan begitu, masyarakat di berbagai wilayah tidak perlu lagi dirujuk ke kota besar hanya untuk mendapatkan layanan dokter spesialis,” katanya.
Saat ini, Indonesia hanya mampu mencetak sekitar 2.700 dokter spesialis per tahun, jauh dari kebutuhan ideal yang mencapai 32.000 dokter spesialis per tahun. Menkes Budi mengungkapkan, hal ini berimbas pada layanan kesehatan yang belum merata, terutama dalam menangani penyakit katastropik seperti stroke, jantung, kanker, dan gagal ginjal.
Pemerintah menargetkan dalam beberapa tahun ke depan, seluruh rumah sakit di Indonesia, termasuk di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan, akan memiliki tenaga dokter spesialis yang cukup. Dengan sistem pendidikan ini, semakin banyak dokter muda dari daerah yang dapat melanjutkan pendidikan spesialis tanpa kendala biaya dan kembali memberikan kontribusi besar bagi masyarakat di wilayahnya.
Sebanyak 52 peserta didik PPDS yang memulai pendidikan ini akan mendalami berbagai bidang spesialisasi, seperti Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Kesehatan Mata, Neurologi, Jantung dan Pembuluh Darah, Ortopedi dan Traumatologi, serta Onkologi. Program ini menjadi langkah awal untuk memastikan pemerataan layanan kesehatan spesialis di seluruh Indonesia.