Jakarta, Portonews.com – Dalam upaya mendukung implementasi pertanian modern yang lebih efisien dan meningkatkan produktivitas, Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) sepakat untuk berkolaborasi dalam penyediaan mekanik, yang akan berperan penting dalam mendorong tercapainya swasembada pangan di Indonesia.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengungkapkan hal tersebut dalam konferensi pers usai pertemuan terbatas dengan Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, di Jakarta pada Senin (3/3). Dalam kesempatan itu, keduanya mengumumkan bahwa kerja sama antara kedua kementerian telah resmi dimulai dengan penandatanganan perjanjian.
“Kami sudah selesai tanda tangan, kita akan kolaborasi ke depan. Kami membangun pertanian modern, kluster pertanian modern dalam rangka mencapai swasembada pangan dan menjadi lumbung pangan, lumbung pangan dunia ke depan,” ujar Mentan.
Rencana besar yang diungkapkan oleh Mentan mencakup pembangunan 3 juta hektare lahan sawah yang akan dioptimalkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, sekaligus mendukung perkembangan kluster pertanian modern di Indonesia.
Mentan menegaskan bahwa kolaborasi dengan Kemnaker yang memiliki kapasitas instruktur terlatih, antara 300 hingga 500 orang, sangat penting dalam memastikan keberhasilan implementasi program ini di seluruh wilayah Indonesia.
Sebagai bagian dari sinergi ini, instruktur dari Kemnaker akan ditempatkan di lima provinsi prioritas, yaitu Papua Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan, untuk mempercepat pengembangan sektor pertanian.
Andi Amran juga mengungkapkan bahwa lebih dari 27 ribu petani milenial telah mendaftar untuk mengikuti program pertanian modern yang bertujuan mengenalkan teknologi terbaru kepada generasi muda.
Dalam rangka mendukung program tersebut, Kementan telah menyalurkan sekitar 3.600 unit peralatan pertanian kepada petani milenial, dengan target minimal 7.000 unit yang akan tersebar di seluruh Indonesia.
Mentan mengingatkan bahwa kesuksesan program ini sangat bergantung pada ketersediaan mekanik yang terlatih, yang akan disediakan oleh Kemnaker melalui instruktur mekanik di lapangan untuk memastikan petani milenial dapat mengoperasikan peralatan pertanian modern dengan efisien.
“Ini tentu butuh mekanik dan ini nanti dipenuhi oleh Bapak Menteri Tenaga Kerja. Beliau mensupport dari segi mekanik, beliau punya instruktur 300-500 orang di seluruh Indonesia, tinggal kita tempatkan nanti di lima provinsi itu,” kata Mentan.
Melalui kerja sama ini, diharapkan dapat tercipta lapangan pekerjaan baru di sektor pertanian yang dapat mengurangi pengangguran sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di desa. Selain itu, Mentan berharap kolaborasi ini dapat mengurangi kemiskinan, meningkatkan pendapatan petani, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang pada gilirannya akan mendongkrak Produk Domestik Bruto (PDB).
“Kolaborasi ini solusi permanen ke depan untuk pertanian, membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan petani, mengurangi pengangguran, menurunkan kemiskinan, PDB bisa naik karena ekonomi kerakyatan bergerak di desa,” imbuh Mentan.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyampaikan komitmennya untuk mendukung penuh Kementan dalam menciptakan kluster pertanian modern dan mencapai swasembada pangan di Indonesia.
Yassierli menjelaskan bahwa dalam kolaborasi ini, Kemnaker akan menyiapkan antara 300 hingga 500 instruktur dan mekanik terlatih, yang dapat dikembangkan lebih lanjut melalui jejaring dengan SMK teknik dan Politeknik yang dimiliki Kemnaker.
“Kami punya jejaring dengan SMK teknik, dengan Politeknik, jadi jumlah mekanik ini bisa terus kami kembangkan,” jelas Yassierli.
Menurut Menaker, kerja sama ini merupakan langkah positif yang tidak hanya memberikan dampak besar bagi sektor ketenagakerjaan, tetapi juga membuka peluang baru dalam dunia pertanian modern di Indonesia.
“Ini hal yang sangat membahagiakan, kami melihat bagaimana proyeksi terkait dengan penyerapan tenaga kerja yang jumlahnya sangat signifikan, menyelesaikan permasalahan terkait dengan ketenagakerjaan di Indonesia,” tutup Yassierli.