Jakarta, Portonews.com – Menteri Kehutanan ( Menhut ) Raja Juli Antoni menjelaskan bahwa perhutanan sosial sudah dimulai sejak kepemimpinan Presiden Joko Widodo, di mana saat ini sekitar 8,3 juta hektar lahan telah dimanfaatkan oleh para petani untuk perhutanan sosial.
“Ada potensi 12,7 juta yang sudah mulai dikerjakan pada periode lalu di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, sudah memiliki akses petani sekarang sekitar 8,3 juta, jadi masih ada sekitar 4 juta,” ujar Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni.
Menteri Kehutanan juga menyampaikan bahwa saat ini terdapat sekitar 7 juta hektar lahan yang memiliki potensi untuk dijadikan perhutanan sosial, yang turut mendukung program ketahanan pangan Presiden Prabowo Subianto.
“Program perhutanan sosial ini kita punya rencana dan sekarang menjadi program strategis nasional,” ujar Antoni dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (15/3). Ia juga menyebutkan bahwa pihaknya telah kembali melakukan identifikasi dan menemukan tambahan potensi lahan yang dapat dijadikan perhutanan sosial. Dengan demikian, saat ini terdapat 7 juta hektar lahan yang dapat diberikan akses kepada petani.
“Kemarin saya eksplor lagi potensinya bisa ditingkatkan dari 12,7 juta bisa jadi 15 juta. Artinya bisa sekitar 7 juta lagi masyarakat petani kita dapat diberikan akses pada perhutanan sosial,” katanya.
Antoni juga mengajak para petani untuk memaksimalkan dan memanfaatkan fungsi hutan untuk ketahanan pangan dan energi. Selain itu, masyarakat juga diajak untuk tetap menjaga kelestarian hutan.
“Kalau dulu, pada masa lalu, para petani di kawasan hutan berjarak dengan hutan, dilarang masuk hutan, polisi hutannya galak-galak, kalau sekarang lebih humanis. Dan mengajak petani masuk ke hutan dan memanfaatkan, memaksimalkan fungsi hutan untuk ketahanan pangan dan energi tapi secara bersamaan juga menjaga hutan,” jelas Antoni.
“Jadi masih ada potensi yang luar biasa yang bisa kita berikan akses pada masyarakat,” imbuhnya.