Jakarta, Portonews.com – Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menegaskan bahwa Indonesia memiliki kemampuan memproduksi ponsel pintar (smartphone) berkualitas yang dapat bersaing di pasar global. Menurutnya, kapasitas produksi dan perakitan ponsel di Tanah Air kian maju, salah satunya melalui PT Sat Nusapersada (SatNusa) yang berlokasi di Batam dan bekerja sama dengan berbagai jenama kelas dunia.
“Silakan bandingkan perusahaan-perusahaan yang sekarang ada di Indonesia dengan perusahaan-perusahaan partner di negara lain, baik di Vietnam, Malaysia, India, maupun China,” ujar Faisol dalam keterangan di Jakarta, Jumat (17/1).
Wamenperin yang mengunjungi fasilitas produksi di Batam menyatakan pengalaman SatNusa selama bertahun-tahun memicu optimisme bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri telekomunikasi.
“Sebagai pemerintah, kami mengimbau agar para calon investor jenama ponsel tidak ragu berinvestasi di Tanah Air dan mendirikan fasilitas produksi. Jangan khawatir dengan potensi yang ada, dengan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, dan dengan sumber daya manusia yang kita miliki,” tegasnya.
Wamen Faisol juga mendorong SatNusa mengoptimalkan produksi menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI), sehingga dapat bersaing kompetitif di industri elektronik.
“Ini kesempatan besar bagi SatNusa bergerak cepat merangkul peluang menjadi perusahaan dengan lini usaha di berbagai sektor,” tambahnya.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa sejak ditetapkannya kewajiban minimal 35 persen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada industri handphone, komputer genggam, dan tablet (HKT), sektor tersebut bertumbuh pesat.
Kemenperin mencatat pada 2023, produksi HKT di dalam negeri mencapai 50 juta unit, sementara jumlah impornya hanya 3,1 juta unit. Dengan demikian, sekitar 94 persen produk teknologi tersebut kini merupakan hasil manufaktur domestik.
Nilai ekspor produk elektronika hingga triwulan III-2024 telah menyentuh 10,07 miliar dolar AS, didominasi oleh peralatan telekomunikasi atau telepon, elektronika rumah tangga, peralatan listrik, dan komponen. Khusus untuk produk HKT, sepanjang 2024 tercatat nilai ekspor sebesar 277 juta dolar AS.