Jakarta, Portonews.com – Di tengah tantangan ekonomi global yang semakin berat, Indonesia terus berinovasi untuk memperkuat ekonomi domestiknya. Salah satu langkah terbarunya adalah dengan meresmikan KEK Industropolis Batang, sebuah kawasan industri modern yang diharapkan dapat menarik investasi besar dan menciptakan ribuan lapangan kerja. Dengan luas 2.887 hektar, KEK ini menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing industri Indonesia dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Salah satu KEK yang baru saja ditetapkan adalah Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), yang kini resmi dikenal sebagai KEK Industropolis Batang. Dengan luas area mencapai 2.887 hektar, kawasan ini dirancang sebagai pusat industri modern dengan ekosistem yang terintegrasi, mencakup sektor manufaktur, logistik, serta zona komersial dan residensial. Tujuan utama dari pengembangan KEK ini adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menarik investasi strategis, baik dari dalam maupun luar negeri.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa KEK Industropolis Batang telah dilengkapi dengan berbagai infrastruktur penting yang mendukung operasional kawasan. Infrastruktur yang sudah tersedia termasuk jalan kawasan, akses jalan tol, instalasi pengolahan air dan limbah, fasilitas pengolahan sampah terpadu, serta pasokan energi dan gas yang memadai. “Pemerintah melalui kementerian dan lembaga terkait telah menyiapkan fasilitas lengkap untuk mendukung pengembangan kawasan ini,” ungkap Airlangga saat melaporkan progresnya kepada Presiden Prabowo Subianto dalam acara peresmian pada Kamis, 20 Maret 2025.
Hingga saat ini, KITB telah menarik investasi sebesar Rp17,95 triliun dan menciptakan 7.008 lapangan pekerjaan. Di kawasan ini, terdapat 27 pelaku usaha, dengan tujuh tenant yang sudah beroperasi, tujuh tenant dalam tahap konstruksi, dan 13 tenant dalam tahap persiapan. Dengan statusnya sebagai KEK, kawasan ini kini berhak mendapatkan berbagai insentif fiskal dan non-fiskal, termasuk pembebasan pajak tertentu serta kemudahan dalam proses perizinan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik KEK Industropolis Batang sebagai destinasi utama bagi investor.
Menko Airlangga juga menyoroti pentingnya peran kawasan ekonomi khusus di negara-negara ASEAN, yang telah memanfaatkan desain KEK untuk meningkatkan daya saing dan menarik lebih banyak investasi. “Vietnam memiliki 4 KEK, Malaysia dengan 6 KEK, Thailand memiliki 10 KEK, dan Filipina 419 KEK. Sementara Indonesia sendiri memiliki 24 KEK yang tersebar di berbagai sektor industri,” tambahnya. Di Indonesia, sebagian besar KEK fokus pada industri manufaktur, dengan 12 kawasan, disusul dengan sektor pariwisata, digital, dan jasa lainnya. Investasi yang sudah terealisasi dari seluruh KEK di Indonesia mencapai Rp263,4 triliun dan telah membuka 160.874 lapangan pekerjaan.
Presiden Prabowo Subianto dalam kesempatan tersebut menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia mendukung penuh inisiatif dan inovasi dari semua pihak, baik domestik maupun internasional. “Indonesia adalah negara yang terbuka untuk investasi dan kerja sama yang saling menguntungkan,” ujarnya.
Ke depannya, Pemerintah berharap KEK Industropolis Batang dapat menjadi contoh sukses dalam meningkatkan daya saing industri nasional dan berkontribusi pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%. Pemerintah juga berkomitmen untuk terus mempercepat pembangunan kawasan ini dan memastikan implementasi kebijakan strategis guna mendukung perkembangan KEK Industropolis Batang yang lebih pesat.
Acara peresmian tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, di antaranya Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, serta berbagai Menteri, Wakil Menteri, dan Duta Besar RRT untuk Indonesia, Wang Lutong. Hadir pula para CEO perusahaan dan investor yang terlibat dalam pengembangan KEK Industropolis Batang.