Pekalongan, Portonews.com – Dalam rangka perayaan Festival Balon Pekalongan 2025, langit Kota Pekalongan dihiasi oleh puluhan balon udara tradisional dengan beragam motif yang memukau, Senin (7/4). Dari motif batik yang indah, bentuk kapal, biota laut, hingga karakter animasi populer seperti Naruto dan Dragon Ball, setiap balon menjadi karya seni terbang yang menambah semarak Grand Final Festival Balon Pekalongan Tahun 2025. Festival ini digelar sebagai bagian dari tradisi Syawalan Kota Pekalongan, dan berlangsung meriah di Lapangan Mataram, Kota Pekalongan.
Ribuan warga dari berbagai penjuru kota memadati lokasi untuk menyaksikan dan mengabadikan momen spesial dalam Festival Balon Pekalongan yang telah menjadi salah satu tradisi tahunan yang dinantikan. Meski balon-balon indah ini terbang tinggi, semuanya ditambatkan untuk memastikan keselamatan penerbangan, menghindari potensi gangguan pada lalu lintas udara.
Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, yang akrab disapa Mas Aaf, menyatakan bahwa Grand Final Festival Balon Pekalongan tahun ini merupakan puncak dari kreativitas masyarakat, khususnya para peserta festival yang sebelumnya mengikuti babak penyisihan di 4 kecamatan pada 2-3 April 2025. Mas Aaf mengungkapkan rasa syukurnya atas kelancaran pelaksanaan acara ini, yang mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat dan dukungan berbagai pihak, termasuk Airnav Indonesia dan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
“Semakin tahun semakin kreatif, coraknya setiap tahun lebih meriah lagi. Penilaiannya bukan hanya kreativitas, kekompakan tim juga poin penting,” kata Mas Aaf seperti dilansir laman resmi Kota Pekalongan.
Festival Balon Udara Tambat ini juga menjadi salah satu upaya Pemkot Pekalongan untuk menekan penerbangan balon udara liar, yang berpotensi mengganggu jalur penerbangan atau membahayakan warga jika balon jatuh di pemukiman. Pemkot bersama stakeholder terkait juga aktif memantau dan menyita balon udara liar yang ditemukan di sekitar area festival.
Menurut Mas Aaf, Festival Balon Pekalongan 2025 ini menjadi ajang pembuktian siapa yang mampu menggabungkan seni, tradisi, dan kerja sama dalam satu kemasan spektakuler. “Saya suka yang motif batik yang menjadi favorit Saya tapi kita serahkan ke dewan juri. Saya garansi, tidak ada titipan, semuanya fair play. Mudah-mudahan tahun depan Festival Balon Udara Tambat ini lebih meriah lagi,” tambahnya.
Dukungan juga datang dari Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standarisasi AirNav Indonesia, Kapten Nur Cahyo Utomo, yang menilai bahwa festival balon yang ditambatkan ini bukan hanya melestarikan tradisi, namun juga menjaga keselamatan penerbangan. Ia menjelaskan bahwa langit Kota Pekalongan adalah jalur tersibuk di Indonesia, dan penting untuk menghindari balon-balon liar yang bisa mengganggu penerbangan.
“Di atas langit Kota Pekalongan ini adalah jalur tersibuk di Indonesia. Jadi, ini yang perlu dijaga agar balon-balon liar tidak lepas ke udara agar tidak mengganggu jalur penerbangan,” tegas Kapten Nur Cahyo Utomo.
Meskipun ada beberapa balon liar yang masih terlihat di langit Pekalongan, intensitasnya jauh menurun. “Harapan kami, dengan mendukung Festival Balon Tambat ini, para penggiat balon dan komunitas penggemar balon dapat mengikuti festival dan tidak melepas balon secara liar, sehingga balonnya bisa dinikmati lebih lama oleh masyarakat dan tidak mengganggu jalur penerbangan,” harapnya.
Pada acara ini, pihak AirNav juga menempatkan satu unit mobil komunikasi VCP (Vehicle Communication Point) di sekitar area festival untuk memantau pergerakan balon dan melaporkan ke pengatur lalu lintas udara di Semarang. Jika ada balon liar terdeteksi, peringatan segera disampaikan kepada pengatur lalu lintas udara di Semarang dan pilot pesawat yang bertugas.
“Lalu disampaikan di pilot yang bertugas. Kita kan tidak tahu ketinggian balon dan arah angin kemana. Langkah kolaboratif antara pemerintah kota, panitia, dan AirNav ini menunjukkan bahwa tradisi Festival Balon Pekalongan bisa tetap berjalan tanpa mengorbankan keselamatan umum,” pungkasnya.
Festival Balon Pekalongan 2025 tidak hanya menjadi ajang kreativitas, namun juga simbol kebersamaan dalam melestarikan tradisi dan menjaga keselamatan bersama.