Jakarta, Portonews.com – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) bersama badan usaha terkait terus memastikan ketersediaan pasokan energi, terutama bahan bakar minyak (BBM), untuk masyarakat dalam kondisi yang aman. Sebagai langkah antisipasi, penambahan stok BBM sudah dilakukan sejak dua minggu sebelumnya di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) dan jaringan penyalur. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi potensi gangguan suplai akibat cuaca ekstrem yang dapat terjadi selama periode tersebut.
Anggota Komite BPH Migas, Wahyudi Anas, menjelaskan, “Jadi pada saat H-14 di seluruh tipe BBM, sudah dilakukan top up stok di masing-masing wilayah yang tersebar di regional Pertamina. Ini untuk memastikan keamanan dari sisi stok penyediaan dan penyaluran BBM secara nasional,” ungkapnya saat menghadiri Kunjungan Spesifik Komisi XII DPR di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Jumat (21/3).
Selain penambahan stok, BPH Migas juga melakukan peningkatan fasilitas penyimpanan BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), khususnya di pulau-pulau kecil yang rawan terdampak cuaca buruk. Upaya ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan BBM di wilayah yang sulit dijangkau atau berpotensi terhambat distribusinya.
Selain itu, guna meningkatkan keandalan pasokan BBM di jalan tol dan non-tol, baik di Jawa maupun luar Jawa, BPH Migas menyediakan layanan tambahan. Layanan ini mencakup SPBU Siaga, Kiosk Pertamina Siaga, Motorist, serta mobil tangki yang selalu siap siaga untuk memenuhi kebutuhan BBM masyarakat selama periode Lebaran.
Wahyudi Anas juga memberikan gambaran terkait ketahanan BBM secara umum, yang saat ini berada dalam kondisi aman. “Secara umum, ketahanan BBM hingga saat ini dalam kondisi aman, baik Gasoline, Gasoil maupun Avtur, dengan ketahanan stok dijaga 18-20 hari,” jelas Wahyudi. Mengenai penyaluran BBM subsidi dan BBM khusus penugasan tahun 2025, penyaluran minyak tanah tercatat sekitar 19,86%, minyak solar 18,50%, dan Pertalite 17,22% dari kuota nasional.
Di tingkat regional, khususnya di Sulawesi Tenggara, penyaluran BBM subsidi untuk tahun 2024 menunjukkan angka yang cukup baik. Penyaluran solar mencapai 87,98%, minyak tanah 97,5%, dan Pertalite 86,79% dari kuota yang telah ditetapkan. Wahyudi juga menambahkan, “Penyaluran BBM subsidi dan BBM khusus penugasan jauh di bawah ketetapan kuota tahunan yang kita lakukan. Ini menunjukkan pendistribusian tepat sasaran dan tepat manfaat kepada masyarakat.”
Sebagai informasi tambahan, sejak 2017, BPH Migas telah melaksanakan Program BBM Satu Harga untuk memastikan pemenuhan kebutuhan BBM di wilayah terpencil. Hingga 2024, program ini telah berhasil membangun 583 penyalur BBM Satu Harga di berbagai daerah. Di Sulawesi Tenggara, program ini mencakup 5 SPBU BBM Satu Harga yang dibangun di Kabupaten Wakatobi dan Konawe Kepulauan, yang bertujuan untuk mempermudah akses masyarakat terhadap BBM dengan harga yang sama di seluruh Indonesia.