Jakarta, Portonews.com – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Djoko Siswanto, memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh pekerja di lapangan yang tetap menjaga komitmen dan dedikasi mereka meskipun berada di tengah libur akhir tahun. Djoko menyatakan, melalui koordinasi yang baik antara berbagai pihak, pihaknya optimis dapat memastikan kelancaran proses lifting pada akhir tahun ini guna mendukung target yang telah ditetapkan untuk industri hulu migas.
“Melalui koordinasi yang erat, kami optimistis dapat memastikan kelancaran lifting akhir tahun demi mendukung target industri hulu migas yang telah ditetapkan,” ujar Djoko dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Djoko menekankan tiga hal penting yang menjadi fokus utama dalam pelaksanaan lifting migas pada akhir tahun ini. Pertama adalah keselamatan kerja, di mana setiap aktivitas harus dilaksanakan dengan mengutamakan prinsip keselamatan guna memastikan bahwa semua tugas dapat diselesaikan tanpa adanya insiden. Kedua, keandalan fasilitas operasional, untuk mencegah terjadinya unplanned shutdown yang bisa mengganggu kelancaran produksi. Ketiga, optimalisasi lifting, yaitu penerapan skenario lifting terbaik untuk mengejar gap antara target dan realisasi lifting 2024.
Djoko menambahkan, pencapaian target lifting di akhir tahun ini akan menjadi langkah awal yang sangat menentukan bagi kinerja di tahun berikutnya. Ia memperingatkan bahwa jika titik awal (entry point) kita rendah, tantangan untuk mencapai target di tahun depan akan semakin besar.
“Jika entry point kita rendah, tantangan untuk mencapai target tahun depan akan semakin besar. Oleh karena itu, langkah yang diambil pada akhir tahun ini menjadi kunci untuk keberhasilan di tahun mendatang,” ujar Djoko.
Selain melakukan pemantauan di Integrated Operation Center (IOC), SKK Migas juga menerjunkan tim untuk pengawasan langsung di lapangan. Sebanyak 18 lokasi operasi migas di seluruh Indonesia menjadi fokus utama dalam monitoring lapangan ini. Langkah ini merupakan bagian dari upaya intensif SKK Migas untuk memastikan bahwa target lifting migas akhir tahun 2024 dapat tercapai dengan baik.
Memasuki tahun 2025, SKK Migas menargetkan lifting migas sebesar 1.610 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD), yang terdiri dari 605 ribu barel minyak per hari (BOPD) dan 1.005 ribu BOEPD gas. Target ini sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam APBN. Djoko pun optimis bahwa target tersebut dapat tercapai berkat sejumlah program strategis yang telah disusun secara matang.
Di tahun 2025, SKK Migas juga menargetkan peningkatan kegiatan pengeboran yang lebih masif, diikuti dengan stimulasi sumur, reaktivasi lapangan idle, serta penerapan metode Enhanced Oil Recovery (EOR) dan Improved Oil Recovery (IOR) dalam proyek hulu migas yang sudah onstream.
Djoko menegaskan bahwa target lifting 2025 bukan hanya sekadar rencana di atas kertas. Ia mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut merupakan komitmen nyata dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang mencerminkan reputasi masing-masing perusahaan.
“Target ini adalah kontrak komitmen dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang mencerminkan reputasi masing-masing. Kami ingin melihat kenaikan produksi di setiap KKKS, dan ini menjadi tanggung jawab bersama. Untuk memastikan komitmen tersebut, SKK Migas akan menerapkan mekanisme reward and punishment,” tegas Djoko.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kemandirian energi nasional, SKK Migas mengusung tema “Industri Hulu Migas, Pilar Ketahanan Energi Nasional” untuk tahun 2025. Tema ini menyoroti peran strategis industri hulu migas dalam memperkuat ketahanan energi Indonesia. Industri hulu migas bukan hanya menjadi penggerak utama ekonomi, tetapi juga memiliki peran krusial dalam memastikan pasokan energi yang berkelanjutan.
Tema ini juga sejalan dengan visi nasional untuk meningkatkan kemandirian energi sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan. SKK Migas berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah serta KKKS dalam menghadapi berbagai tantangan dan memanfaatkan peluang untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pemain utama di sektor energi global.
“Upaya ini adalah tugas sekaligus pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara, serta rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat karunia energi yang diberikan untuk Indonesia,” tambah Djoko.
Sementara itu, SKK Migas juga memastikan bahwa pelaksanaan lifting migas pada akhir tahun 2024 berjalan dengan optimal. Pemantauan intensif dilakukan melalui Integrated Operation Center (IOC) yang terletak di Jakarta. Dalam pemantauan tersebut, SKK Migas fokus pada berbagai aspek operasional, termasuk kesiapan fasilitas, pengawasan kapal dan pipa, serta pengelolaan stok di terminal migas di seluruh Indonesia.