Jakarta, Portonews.com – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Djoko Siswanto, menyampaikan bahwa pihaknya berusaha mempercepat proses operasi (onstream) Lapangan Hidayah di Blok North Madura II. Rencana awal operasi lapangan ini pada tahun 2027, tetapi SKK Migas ingin mempercepatnya menjadi akhir 2026.
“Sesuai POD (plan of development/rencana pengembangan), target onstream lapangan ini adalah kuartal pertama tahun 2027. Tapi, kami berupaya agar tanggal 31 Desember tahun depan sudah onstream. Untuk merayakan tahun baru,” kata Djoko dalam “FID Engagement for the Hidayah Development Project” di Jakarta, Kamis.
Djoko menyebutkan investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini mencapai 3,5 miliar dolar AS. Jika dihitung dengan kurs Rp16.223 per dolar AS, nilai tersebut sekitar Rp56,78 triliun.
Langkah-langkah yang akan diambil SKK Migas untuk mencapai target percepatan operasi ini antara lain mempercepat perizinan, analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), dan mempercepat proses tender proyek.
“Proses tender itu jangan terlalu lama negosiasinya,” ucap Djoko.
Djoko menjelaskan bahwa biasanya proses tender memakan waktu cukup lama karena sering terjadi negosiasi harga yang berkali-kali.
“Ketika badan usaha itu menawarkan yang tinggi, maka harus negosiasi. Nah, kadang-kadang negosiasi ini perlu waktu yang lama,” ujarnya, dilansir dari laman ANTARA, Kamis (9/1/2025).
Namun, untuk Lapangan Hidayah, sudah ada owner estimate (OE) atau harga perkiraan sendiri (HPS). Dengan adanya OE ini, Djoko berharap negosiasi saat tender bisa berlangsung lebih cepat karena sudah ada gambaran harga yang jelas.
Proyek ini didorong agar sesuai dengan instruksi Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, yang menginginkan produksi minyak meningkat hingga 630 ribu barel per hari (BOPD) seperti target dalam APBN.
Lapangan Hidayah sendiri berlokasi sekitar 7 km di utara Pulau Madura. Penemuan lapangan ini berasal dari pengeboran sumur Hidayah-1 yang dilakukan pada 7 Januari 2021.
Pada awal Agustus 2024, Menteri ESDM saat itu, Arifin Tasrif, mengungkapkan bahwa kapasitas produksi Lapangan Hidayah bisa mencapai 2.996 BOPD. Produksi lapangan ini diperkirakan akan dimulai pada kuartal pertama tahun 2027.