Abu Dhabi, Portonews.com – Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), meminta seluruh negara untuk mengurangi subsidi bahan bakar fosil dan mengalihkan anggaran tersebut ke proyek-proyek transisi energi.
“Pemerintah, masyarakat sipil, pengusaha, dan lain-lain harus bekerja sama untuk mendukung transisi energi, termasuk mengalihkan subsidi bahan bakar fosil ke investasi dalam transisi energi,” kata Antonio Guterres saat pembukaan Sidang Majelis Umum ke-15 IRENA di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Minggu.
Sidang Majelis Umum ke-15 IRENA (Badan Energi Terbarukan Internasional) dilaksanakan untuk mendorong transisi energi secara global. Hal ini menjadi lebih mendesak mengingat ketidakstabilan bahan bakar fosil akibat konflik di Timur Tengah, yang mengancam ketahanan energi, serta kondisi cuaca ekstrem di berbagai belahan dunia.
Guterres mengingatkan bahwa transisi energi harus memperhatikan keadilan, terutama bagi kelompok yang terkena dampak, seperti pekerja dan komunitas tertentu dalam masyarakat.
Menurut Guterres, perkembangan energi terbarukan berjalan cepat, didukung oleh harga yang semakin menurun.
“Era energi bersih akan tiba,” kata Guterres.
Namun, negara-negara berkembang masih menghadapi hambatan dalam transisi energi ini. Proses transisi di negara-negara tersebut perlu dipercepat karena kendala terbesar mereka adalah pembiayaan.
Sejak 2016, negara berkembang hanya mendapatkan satu dari lima dolar AS yang diinvestasikan secara global untuk energi bersih.
Ia menekankan bahwa hambatan finansial harus diatasi bersama melalui langkah-langkah seperti meningkatkan kapasitas pinjaman Bank Pembangunan Multilateral, memperbesar pembiayaan konsesi, dan mengelola utang secara efektif.
“Kita juga membutuhkan harga karbon yang efektif dan inovasi-inovasi sumber pembiayaan,” ujar Guterres, dilansir dari laman ANTARA, Minggu (12/1/2025).