Budapest (Hongaria), Portonews.com – Harga gas alam di Eropa dilaporkan naik hingga 20 persen usai Ukraina menghentikan transit gas alam Rusia melalui wilayahnya. Informasi ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hongaria, Peter Szijjarto, pada Selasa (7/1).
Szijjarto menghubungkan lonjakan harga gas alam tersebut dengan “pengurangan pasokan yang disengaja,” seperti dilaporkan Xinhua pada Rabu. Ia menjelaskan bahwa keputusan Ukraina untuk menghentikan transit gas Rusia ke Eropa mulai 1 Januari terjadi setelah perjanjian transit selama lima tahun berakhir.
Dalam unggahan di akun Facebook pribadinya, Szijjarto menyebut naiknya harga gas alam disebabkan oleh pengurangan pasokan yang disengaja, yang menurutnya berasal dari keputusan serta sanksi politik yang ada.
Szijjarto juga menyampaikan bahwa daya saing Uni Eropa (UE) mengalami penurunan yang cukup signifikan. Menurutnya, tingginya harga gas alam yang harus dibayar dibandingkan dengan negara pesaing global menjadi salah satu penyebab utama situasi ini.
Hongaria sendiri tetap menjaga pasokan energi dengan baik melalui berbagai jalur impor gas alam. Szijjarto menekankan pentingnya jalur pipa Turkish Stream dari sudut pandang strategis. Ia menambahkan, tanpa jalur pipa tersebut, Hongaria akan menghadapi kesulitan besar mengingat posisinya sebagai negara tanpa akses laut.
Dalam sebuah percakapan via telepon dengan Menteri Luar Negeri Slovakia, Juraj Blanar, Szijjarto menyoroti perlunya mematuhi Perjanjian Asosiasi UE-Ukraina, yang mengatur ketentuan untuk menjaga jalur pasokan energi.
Hongaria tetap berfokus pada upaya untuk mengurangi biaya energi. Namun, Szijjarto menekankan bahwa kenaikan harga gas telah membawa “tantangan baru dalam daya saing” bagi Uni Eropa.
Menteri Luar Negeri menegaskan niat Hongaria untuk berkolaborasi dengan mitra regional guna menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Informasi ini dilansir dari laman ANTARA, Rabu (8/1/2025).