Jakarta, Portonews.com – Rendahnya capaian lifting minyak nasional sebagai isu serius yang perlu perhatian lebih. Hal ini disampaikan anggota Komisi XII DPR RI, Ramson Siagian dalam rapat dengar pendapat (RDP) yang digelar bersama SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S). Dipaparkan bahwa target lifting minyak pada tahun 2024 diperkirakan hanya mencapai 580.224 barel per hari. Sementara itu, untuk tahun 2025, estimasi lifting minyak sedikit mengalami peningkatan menjadi 591.433 barel per hari. Meski ada kenaikan, angka tersebut tetap masih jauh dari target minimal yang seharusnya tercapai, yakni 600.000 barel per hari.
Ramson kemudian menyoroti berbagai hambatan yang menghalangi K3S dalam usaha meningkatkan produksi minyak. Di antaranya adalah kendala dalam perizinan, pembebasan lahan, serta proses penyelesaian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Ramson memberikan contoh beberapa proyek eksplorasi reservoir minyak yang gagal dimanfaatkan karena adanya hambatan administratif, seperti izin kawasan hutan dan pertanian.
“Kami meminta setiap K3S menyusun laporan rinci mengenai kendala di lapangan, sehingga SKK Migas dan Komisi XII dapat memberikan dukungan yang lebih tepat sasaran.” ungkap Ramson, Minggu (2/3) seperti dilansir lama Parlementaria.
Ramson juga menekankan perlunya sinergi antara SKK Migas dan aparat keamanan untuk menanggulangi praktik illegal drilling yang semakin menghambat upaya peningkatan lifting minyak nasional. Ia juga mendorong agar proses AMDAL dapat dipercepat dengan koordinasi bersama Kementerian Lingkungan Hidup, untuk mencapai target lifting yang lebih ambisius, yakni 610.000 hingga 620.000 barel per hari, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Peningkatan lifting minyak ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor BBM, yang saat ini mencapai 1 juta barel per hari, sementara konsumsi nasional kita mencapai 1,6 juta barel per hari,” ujar Ramson, yang juga merupakan politisi dari Fraksi Partai Gerindra.
Ramson mengakhiri pernyataannya dengan menegaskan bahwa langkah-langkah untuk meningkatkan lifting minyak ini tidak hanya akan memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga mengurangi beban negara terkait impor BBM internasional. “Ketergantungan pada impor BBM yang terlalu besar ini harus segera diselesaikan, karena menjadi masalah strategis yang dapat merugikan bangsa,” tutupnya.