Abu Dhabi, Portonews.com – Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), Yurizki Rio, menegaskan bahwa perusahaan akan memprioritaskan kerja sama eksplorasi dan pengembangan panas bumi di Kenya bersama Geothermal Development Company (GDC), yang merupakan BUMN Kenya di sektor energi.
“Tadinya ada dua entitas di Kenya, satu swasta (Africa Geothermal International Limited/AGIL) dan satu lagi BUMN Kenya (GDC). Kami ingin fokus dengan entitas yang seperti BUMN-nya Kenya,” ujar Yurizki ketika ditemui pada acara Abu Dhabi Sustainability Week (ADSW) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Selasa (14/1).
Ia menjelaskan bahwa mekanisme kerja sama dengan Kenya bukanlah berupa akuisisi atau penggabungan, melainkan eksplorasi dan pengembangan lapangan geothermal (panas bumi) secara bersama. Proses tersebut, kata dia, masih berlangsung hingga kini.
Ketika ditanya mengenai ekspansi internasional, Yurizki menegaskan bahwa saat ini PGE lebih memprioritaskan pertumbuhan internal dan organik. Menurutnya, belum ada aset panas bumi, baik di dalam maupun luar negeri, yang sesuai dengan preferensi PGE.
“Dari pengalaman dua-tiga tahun terakhir, rencana akuisisi perusahaan domestik atau luar negeri belum menemukan yang pas. Namun, jika ada aset menarik, kami akan mempelajari kemungkinannya. Kami tidak menutup potensi ekspansi ke luar negeri,” jelasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, menyebutkan bahwa Kenya memiliki potensi panas bumi mencapai 10 ribu megawatt (MW). Rencana eksplorasi difokuskan pada dua blok geotermal, melibatkan PGE bersama Africa Geothermal International Limited (AGIL) di Blok Longonot, serta GDC di Blok Suswa.