Abu Dhabi, Portonews.com – Chief Executive Officer (CEO) Pertamina New & Renewable Energy (NRE), John Anis, memastikan bahwa pemanfaatan minyak sawit mentah (CPO) untuk pembuatan bahan bakar biodiesel 40 persen (B40) tidak akan mengganggu pasokan CPO untuk kebutuhan minyak goreng di dalam negeri.
“Berdasarkan proyeksi produksi dan variabel terkait, sejauh ini cukup positif. Kami masih dapat memproduksi B40 tanpa mengganggu kebutuhan rumah tangga untuk minyak goreng,” ujar John saat ditemui di sela acara Abu Dhabi Sustainability Week (ADSW) 2025 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Rabu (15/1).
John menambahkan, pihaknya senantiasa berkoordinasi dengan para produsen CPO dalam forum bersama, demi memastikan ketersediaan stok CPO domestik. Menurutnya, realisasi B40 juga harus dilihat secara komprehensif, mengingat bahan bakar itu nantinya akan membantu mengurangi impor diesel.
“Kalaupun porsi CPO untuk B40 mengurangi ekspor, seharusnya tidak berdampak terlalu signifikan pada pendapatan negara karena kita juga berhemat devisa dari pengurangan impor diesel,” paparnya.
Ia menekankan bahwa produksi B40 untuk kebutuhan dalam negeri sangat strategis, yaitu bahan bakar. John optimistis ada multiplier effect bagi Indonesia, tidak hanya dari segi penghematan devisa, tetapi juga karena bahan bakar lebih ramah lingkungan.
“Peningkatan proporsi CPO dari B35 ke B40 tetap akan seimbang secara positif, ditambah manfaatnya juga banyak,” kata dia.
B40 adalah campuran BBM jenis solar dengan bahan bakar nabati (BBN) berbasis CPO sebesar 40 persen. Penerapan program ini diatur dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 341.K/EK.01/MEM.E/2024 mengenai Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel sebagai Campuran Minyak Solar, dengan pembiayaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), telah memulai implementasi program B40 pada 1 Januari 2025, sebagai bagian dari upaya mewujudkan swasembada energi.