Jakarta, Portonews.com – Perusahaan energi bersih berbasis di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Masdar, menegaskan ambisinya menjadikan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) sebagai pelaku utama dalam pemanfaatan panas bumi di pasar internasional. Hal itu diutarakan oleh Chief Operating Officer (COO) Masdar, Abdulaziz Alobaidli, di Abu Dhabi, UEA.
“Kami bekerja sama dengan mitra untuk memanfaatkan pengalaman kami, agar Pertamina—yang semula pemain lokal dalam pemanfaatan energi panas bumi—dapat melangkah menjadi pemain global,” ungkap Alobaidli, dikutip Selasa (13/1).
Masdar telah menanamkan investasi dengan kepemilikan 15 persen saham di PGE, menjadikannya destinasi awal Masdar dalam bisnis panas bumi. Menurut Alobaidli, pihaknya sedang menyiapkan kolaborasi agar Pertamina bisa menjalin kerja sama dengan sejumlah negara di Afrika yang memiliki potensi geotermal.
“Ini peluang bagi Pertamina untuk melihat prospek bisnis di sana,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan, Indonesia memanfaatkan ajang Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 untuk mendiskusikan pengembangan energi panas bumi di kawasan Afrika. Sekjen Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menuturkan bahwa Kenya memiliki potensi panas bumi hingga 10 ribu megawatt (MW). Rencananya, eksplorasi pada dua blok sumber geotermal di Kenya dilakukan akhir 2024 atau paling lambat awal 2025.
Kerja sama dilakukan melalui cucu usaha BUMN Pertamina, yakni Pertamina Geothermal Energy (PGE), bersama Africa Geothermal International Limited (AGIL) dan Geothermal Development Company (GDC) di Blok Suswa dan Longonot.
Indonesia Jadi Pusat Energi Terbarukan Masdar di Asia Tenggara
Alobaidli menyebut Indonesia sebagai pusat (hub) energi terbarukan Masdar di kawasan Asia Tenggara. “Kami menetapkan Jakarta sebagai pusat regional. Meski kami juga membidik Malaysia, potensi ekspor energi ke Singapura, serta Filipina dan pasar lain, kami memulainya dari Indonesia,” jelas Alobaidli.
Masdar diketahui terlibat dalam sejumlah proyek energi terbarukan di Indonesia, salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Waduk Cirata, Jawa Barat. Selain itu, Masdar juga mendapat Letter to Proceed (LtP) dari Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) untuk proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) di bidang energi baru terbarukan di Nusantara, Kalimantan Timur.
Sekarang, Masdar sedang mengkaji kelayakan pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan sistem pumped storage. Namun, Alobaidli menjelaskan bahwa pengembangan tenaga bayu di Indonesia kerap menghadapi kendala topografi, sehingga beberapa proyek dinilai kurang layak.
“Untuk pumped storage, studi kelayakannya masih berjalan,” kata Alobaidli.
Dukungan 15 Persen Saham di PGE
Masdar memegang 15 persen saham di PGE, yang telah diakui sebagai langkah strategis mendiversifikasi portofolio energi bersih perusahaan asal UEA tersebut. Dengan dukungan ini, Masdar berharap PGE dapat mengoptimalkan potensi panas bumi di dalam negeri dan memperluas jaringan bisnisnya ke mancanegara, termasuk potensi proyek di Afrika.
“Dengan demikian, kolaborasi ini dapat mendorong Indonesia untuk terus mengembangkan energi terbarukan, khususnya panas bumi, sehingga mampu mendukung agenda transisi energi global,” pungkas Alobaidli.