Jakarta, Portonews.com – Asian Development Bank (ADB) menandatangani kesepakatan pembiayaan senilai 92,6 juta dolar AS dengan PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) guna mengembangkan sumber daya listrik panas bumi di Sumatra Barat. Dukungan ini ditujukan agar Indonesia dapat terus melangkah dalam transisi energi hijau sekaligus menyediakan listrik terjangkau.
Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga, di Jakarta, Selasa (14/1), menyebut investasi di sektor panas bumi sering kali diwarnai beragam tantangan, sehingga peran ACFP (Australian Climate Finance Partnership) dan Pemerintah Australia menjadi kunci dalam memitigasi risiko.
“Investasi pembangkitan listrik panas bumi kerap sulit. Dukungan ACFP dan Pemerintah Australia sangat penting demi mewujudkan proyek yang membantu Indonesia mencapai target energi bersihnya,” kata Jiro.
Pembiayaan total senilai 92,6 juta dolar AS tersebut mencakup 38,8 juta dolar AS dari sumber daya modal biasa (ordinary capital resources) ADB, 38,8 juta dolar AS dari sindikasi B loan ADB bekerja sama dengan Sumitomo Mitsui Banking Corporation, dan 15 juta dolar AS berupa pinjaman lunak dari Kemitraan Pembiayaan Iklim Australia (ACFP). Beberapa pemberi pinjaman paralel lain, seperti Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan sejumlah bank komersial yang didukung Nippon Export and Investment Insurance (NEXI), juga ikut bergabung.
Proyek panas bumi di Muara Laboh itu akan menambah kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi sebesar 83 megawatt (MW). ADB bertindak sebagai structuring bank untuk transaksi ini dan memobilisasi pendanaan dari swasta, sehingga menjadi kali pertama risiko pengembangan baru (greenfield) di sektor Produsen Listrik Independen (IPP) panas bumi dapat tercakup.
ADB menilai, proyek tersebut akan menekan emisi gas rumah kaca sekaligus menawarkan solusi energi berkelanjutan jangka panjang bagi Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, ADB telah mendanai empat transaksi panas bumi di Tanah Air, di antaranya proyek Muara Laboh tahap pertama, Rantau Dedap, dan Sarulla.
Presiden Direktur SEML, Nisriyanto, menjelaskan proyek ini selain menambah portofolio energi terbarukan juga memacu perkembangan ekonomi setempat, termasuk pembukaan lapangan kerja.
“Kami berharap langkah ini memperkuat potensi panas bumi di Indonesia dan mendukung masyarakat setempat,” ungkapnya.
Indonesia memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia, sekitar 23,1 gigawatt, meskipun pemanfaatannya masih relatif kecil. ADB berharap investasi ini dapat mendorong eksplorasi yang lebih luas untuk mengakselerasi penggunaan energi bersih.
Kemitraan Pembiayaan Iklim Australia (ACFP) sendiri ialah fasilitas pembiayaan campuran (blended finance) lunak, dikelola ADB dengan dukungan pendanaan dari Pemerintah Australia. ACFP berupaya menstimulasi pendanaan sektor swasta dalam adaptasi serta mitigasi iklim di Asia Tenggara dan Pasifik.
ADB, didirikan pada 1966, berkomitmen mendukung Asia dan Pasifik yang sejahtera, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta menargetkan menghapuskan kemiskinan ekstrem di kawasan tersebut. Bank pembangunan multilateral ini memiliki 69 anggota, di mana 49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.