Jakarta, Portonews.com – Jelang arus mudik Ramadan dan Idul Fitri 2025, sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus melakukan persiapan matang, terutama bagi pemudik yang menggunakan kendaraan listrik. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melakukan peninjauan langsung untuk memastikan kesiapan infrastruktur, khususnya Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), yang akan melayani pemudik di jalur Pantura Jawa Tengah.
Bahlil memastikan bahwa pemudik yang menggunakan kendaraan listrik tidak perlu khawatir. “Saya menjamin kepada saudara-saudara saya, masyarakat yang melakukan mudik dengan memakai kendaraan listrik, tidak perlu ragu, karena ada 307 stasiun yang bisa dipakai di Jawa Tengah, dan jaraknya per 20 kilometer di sekitar tol,” ujarnya dalam kunjungannya.
Untuk mendukung kelancaran perjalanan, Kementerian ESDM telah menyiapkan 307 unit SPKLU yang tersebar di 215 lokasi, yang siap melayani pemudik yang melintas rute Jawa Tengah-Yogyakarta. Peningkatan pemudik dengan kendaraan listrik terlihat jelas, di mana data menunjukkan transaksi SPKLU melonjak tajam, mencapai 20.745 transaksi, naik lima kali lipat dibandingkan dengan 4.149 transaksi pada Lebaran 2024. Tren penggunaan kendaraan listrik roda empat juga mengalami lonjakan, dengan proyeksi 9.275 pemudik, meningkat signifikan dibandingkan 1.855 pemudik pada tahun sebelumnya.
Untuk memaksimalkan pelayanan, PT PLN juga menyiapkan 1.720 petugas yang akan siap siaga 24 jam. Petugas tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung. Selain itu, PLN juga mempermudah pemudik melalui fitur Road Trip Planner di PLN Mobile. Fitur ini memungkinkan pemudik untuk merencanakan perjalanan, mencari lokasi SPKLU terdekat, mengetahui titik lokasi SPKLU, serta memantau persentase energi pada baterai kendaraan mereka selama proses pengisian daya.
Selain infrastruktur pengisian kendaraan listrik, Menteri Bahlil juga memastikan ketersediaan energi primer untuk pembangkit listrik. Menurutnya, stok bahan bakar untuk pembangkit listrik di Jawa Tengah, baik batu bara, gas, maupun BBM, mencukupi kebutuhan. “Stok energi primer, seperti batu bara, gas, dan BBM, mencukupi kebutuhan. Jadi secara stok, gak ada masalah,” tegas Bahlil.
Berdasarkan data kelistrikan Subsistem Wilayah Jawa Tengah & DIY, Daya Mampu Netto (DMN) di wilayah ini mencapai 7955 MW, dengan Beban Puncak (BP) sebesar 5020 MW. Angka ini menghasilkan Reserve Margin (RM) sebesar 2935 MW, atau 58%, yang jauh melebihi ambang batas aman. “Dan antara beban puncak, kemudian daya kapasitas terpasang, dan cadangan itu di atas 30%,” ungkap Menteri ESDM.
Secara keseluruhan, Menteri Bahlil memastikan bahwa pasokan energi di wilayah-wilayah yang ia tinjau, seperti Jawa Tengah, Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta, telah siap. “Dan Jawa Tengah, Banten, Jawa Barat, DKI, clear,” pungkasnya.