Jakarta, Portonews.com – PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP), produsen baja di Indonesia, menargetkan menjadi produsen baja paling efisien dalam penggunaan energi di Asia, sebagai bagian dari upaya mengurangi emisi karbon sekaligus mencapai net zero emission pada 2060.
Chairman Executive Committee GRP, Kimin Tanoto, menyatakan bahwa pihaknya menggandeng dua perusahaan asal Jerman, DEG Impulse dan PT TÜV SÜD, guna mewujudkan ambisi tersebut. “Industri baja saat ini dihadapkan pada perubahan besar. Pemain yang tidak mengadopsi transisi hijau akan kesulitan bertahan,” ungkapnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu (8/1).
Melalui kemitraan dengan TÜV SÜD, lanjut Kimin, GRP berfokus pada upaya mengurangi emisi karbon terkait penggunaan energi, dengan tujuan mengokohkan posisi sebagai produsen baja rendah karbon terdepan. Hal ini sekaligus mendukung inisiatif Indonesia memenuhi target iklim 2030 dan memenuhi kebutuhan baja dalam peralihan menuju energi yang lebih bersih.
Ia menambahkan, kemitraan tersebut telah menuntaskan audit energi menyeluruh pada fasilitas produksi baja GRP di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Audit ini mengungkap serangkaian langkah konkret untuk meningkatkan efisiensi energi di pabrik, mendukung komitmen perusahaan dalam menurunkan emisi operasional sepenuhnya pada 2030, serta mengejar target net zero pada 2050. Langkah ini sejalan dengan misi pemerintah Indonesia meraih net zero emissions 2060.
Optimalisasi efisiensi energi di GRP juga diyakini berdampak pada harga baja yang lebih kompetitif bagi konsumen, sehingga dapat memperluas akses terhadap baja rendah karbon sekaligus membantu proses dekarbonisasi rantai nilai industri.
Sebelumnya, GRP berhasil memperoleh investasi pertama Bank Dunia di industri baja Asia dalam lebih dari satu dekade. Melalui International Finance Corporation (IFC), GRP meneken perjanjian pembiayaan hingga 60 juta dolar AS. Dana ini juga memungkinkan GRP menambah empat ahli dekarbonisasi, yang akan membantu mengimplementasikan hasil audit efisiensi energi dan mendukung tujuan GRP Net Zero Roadmap.
Chief Transformation Officer GRP, Kelvin Fu, menjelaskan bahwa upaya mengurangi pemborosan energi turut melengkapi inisiatif lain, seperti mencari sumber energi hijau, memanfaatkan hidrogen biru dan hijau, serta mengembangkan kapabilitas internal untuk transisi ke energi terbarukan.
Sementara itu, Senior Manager DEG Impulse, Sonja Hoos, menyebut pihaknya turut memberikan dukungan finansial bagi audit energi ini melalui fasilitas business support services (BSS), yang pendanaannya berasal dari Kementerian Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Republik Federal Jerman (BMZ).