Jakarta, Portonews.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan rencana pemerintah untuk menurunkan tarif perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) melalui kerja sama bilateral. Langkah ini dipandang penting guna mengantisipasi kebijakan tarif impor yang kemungkinan akan diterapkan pada era kepemimpinan Donald Trump mendatang.
“Kami sedang meminta agar ada kerja sama ekonomi bilateral, supaya tarifnya bisa diturunkan,” ujar Airlangga, usai menghadiri acara IBC Business Competitiveness Outlook 2025 di Jakarta, Senin (13/1).
Ia menjelaskan, bentuk kerja sama antara Indonesia dan AS tersebut bisa berupa perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA). Airlangga menekankan bahwa AS telah lama memberlakukan tarif impor pada beberapa produk asal Indonesia, sehingga rencana kenaikan tarif oleh Trump bukanlah hal baru bagi Indonesia.
“Selama ini, Amerika mengenakan tarif untuk sepatu, baju, dan beberapa komoditas kita. Sementara Vietnam tidak dikenakan tarif. Jadi, kita sudah agak terbiasa dengan kebijakan tarif dari Amerika,” katanya.
Donald Trump akan dilantik sebagai Presiden AS ke-47 pada 20 Januari 2025, setelah Kongres AS mengukuhkan kemenangannya pada Senin (6/1) dengan 312 suara elektoral, melebihi ambang 270 suara yang diperlukan. Meski begitu, Airlangga menegaskan bahwa Indonesia tetap mewaspadai ancaman proteksionisme dalam pemerintahan Trump.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani, mendukung langkah pemerintah untuk menegosiasikan penurunan tarif dagang. Namun, ia mengingatkan agar pemerintah terlebih dulu memahami arah kebijakan Trump, khususnya terkait China.
“Kita perlu lihat dulu apa kebijakan Trump, terutama soal China. Karena Indonesia juga punya surplus dagang, kita perlu waspada apakah kita ikut terdampak,” ujar Shinta dalam kesempatan yang sama.
Shinta menambahkan, Indonesia sebenarnya pernah melakukan negosiasi terkait tarif impor tinggi di era kepresidenan Trump sebelumnya, misalnya melalui Limited Trade Deal dan negosiasi GSP (Generalized System of Preferences). Ia menegaskan bahwa ini bukan kali pertama Indonesia berhadapan dengan tarif impor AS.
Sementara itu, Sidang Kongres AS yang digelar Senin (6/1) dipimpin oleh Wakil Presiden petahana Kamala Harris, yang kalah dalam pilpres 2024, secara resmi mengukuhkan kemenangan Trump. Hasil akhir menunjukkan Trump meraih 312 suara elektoral, sedangkan Kamala Harris memperoleh 226 suara.