Jakarta, Portonews.com – PT Pertamina (Persero) terus memperkuat komitmennya dalam mendukung edukasi energi bersih di kalangan siswa melalui program Sekolah Energi Berdikari (SEB). Program ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan di bidang lingkungan sekaligus memperkuat sektor pendidikan untuk mewujudkan generasi yang sadar akan pentingnya energi terbarukan.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menuturkan SEB diharapkan mampu mencetak generasi muda yang peka terhadap isu lingkungan, serta siap menghadapi tantangan perubahan iklim. “Kami ingin generasi muda memiliki wawasan energi bersih dan menerapkannya dalam praktik keberlanjutan di sekolah,” ujarnya di Jakarta, Jumat (3/1).
Fadjar menyebutkan, SEB mulai diinisiasi sejak Juni 2023. Sepanjang tahun lalu, 11 Sekolah Energi Berdikari telah terbentuk, dengan total 5.135 siswa yang dikenalkan pada energi bersih. Pertamina juga membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan daya mencapai 33 kWp, yang mampu mereduksi emisi karbon hingga 42 ton CO₂eq per tahun. Pada 2025 ini, Pertamina menambah 12 Sekolah Energi Berdikari di berbagai daerah di Indonesia.
Salah satu penerapannya tampak di SMAN 1 Maos, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada 20 Desember 2024. Pertamina memasang PLTS berkapasitas 3,3 kWp beserta baterai 5 kWh untuk mendukung operasional laboratorium fisika dan memberikan pengalaman langsung mengenai teknologi energi terbarukan bagi siswa. Diharapkan, instalasi ini bisa menghemat biaya listrik hingga Rp6,8 juta per tahun dan menekan emisi gas rumah kaca sebesar 3,82 ton CO₂eq per tahun.
“Kami merasa terbantu dengan adanya edukasi energi bersih dan pemasangan PLTS. Semoga kami bisa menciptakan lingkungan belajar yang lebih hijau dan berkelanjutan,” ujar Amin, S.Pd, M.Pd, Kepala SMAN 1 Maos.
Selain itu, Pertamina juga melakukan hal serupa di SMK Tamtama 2 Sidareja, Cilacap. PLTS 3,3 kWp di sana mendukung bengkel Teknik Audio Visual, diharapkan menghemat listrik Rp6,8 juta per tahun dan menekan emisi CO₂eq hingga 3,82 ton per tahun. Kegiatan edukasi di SMK ini diwarnai dengan penanaman pohon, upcycling competition, dan expo bertema “Bersama Bergerak untuk Lingkungan Berkelanjutan Sejak Dini” yang melibatkan 497 siswa.
“Kami berterima kasih karena Pertamina telah mendorong siswa-siswi lebih peduli lingkungan. Dengan PLTS, mereka bisa belajar dan berinovasi menggunakan energi baru terbarukan,” kata Ruswanto, S.T, M.M, Kepala SMK Tamtama 2 Sidareja.
Tidak hanya di sektor pendidikan, Pertamina juga mengembangkan program Desa Energi Berdikari (DEB). Saat ini, 149 desa telah tersentuh program DEB, memberi manfaat bagi 34.190 penerima yang mencakup lebih dari 30 penyandang disabilitas. Program tersebut berkontribusi dalam penurunan emisi karbon hingga 729.545 ton CO₂eq per tahun dan mendorong ekonomi masyarakat hingga Rp3,3 miliar per tahun.
Salah satu lokasi DEB adalah Desa Mernek, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap. Pertamina memasang PLTS 6,6 kWp yang mengoperasikan rumah hidroponik, mesin pengering padi, dan fasilitas wisata desa. Dampak positifnya, sebanyak 2.154 petani turut memasok 90 ton bahan pangan ke distributor, sedangkan produksi padi naik dari 2,5 ton menjadi 4 ton per hektare.
Fadjar menambahkan, PLTS ini mampu menghemat biaya listrik Rp14 juta per tahun dan menurunkan emisi gas rumah kaca 8,58 ton CO₂eq. Masyarakat pun bisa memperoleh tambahan pendapatan dengan mengelola produk kawista sebesar Rp5,7 juta per bulan.
“Saya berterima kasih atas dukungan Pertamina. Pendapatan petani meningkat Rp200–Rp300 ribu per ton,” kata Bustanul, Kepala Desa Mernek. Program DEB ini sejalan dengan target Net Zero Emission 2060 dan mendukung agenda Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya di bidang energi bersih, pertumbuhan ekonomi, dan penanganan perubahan iklim.