Jakarta, Portonews.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama OceanX menyelenggarakan Workshop Pemanfaatan Data dan Sampel “Misi Indonesia 2024”, hasil pemantauan Kapal Riset Ocean Xplorer yang baru saja melaksanakan misi tahap ketiga.
Direktur Pengelolaan Armada Kapal Riset BRIN Nugroho Dwi Hananto mengatakan, workshop ini adalah bagian dari kerja sama penelitian aktif kolaborasi antara Indonesia dan OceanX. Di mana, BRIN dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi terlibat di dalamnya.
Kolaborasi ini untuk membina dan mempercepat pengembangan penelitian kelautan Indonesia.
“Kami juga menyediakan skema pendanaan dan infrastruktur tambahan dalam kerja sama ini,” ungkap Nugroho, di Kampus BRIN Kawasan Sains Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Rabu (10/7).
Nugroho menambahkan, pihaknya akan membahas secara rinci bagaimana melihat data, bagian ilmiah dari data, dan isu-isu ilmiah yang dapat diatasi menggunakan data tersebut. Serta, menyusun strategi bagaimana bisa bergerak maju untuk menghasilkan jurnal ilmiah atau berinovasi lebih banyak lagi.
Ekspedisi ini, ungkap Nugroho, melibatkan para ahli biologi di Indonesia. Bidang tersebut antara lain ilmu spiritual, keanekaragaman hayati termasuk ilmu pengkajian, oseanografi, serta ilmu atmosfer dan hidrografi.
“Tujuan dari workshop ini adalah untuk memiliki dokumen dari semua data yang kami peroleh selama tahap satu, dua, dan tiga yang sedang dalam proses ekspedisi. Serta memiliki daftar masing-masing kolaborator pada proyek ilmiah, spesifiknya penggunaan data tersebut,” jelas Nugroho.
Dia berharap, workshop ini dapat berjalan produktif, sebelum keesokan harinya peserta mengunjungi pusat keanekaragaman hayati di Cibinong, tempat menyimpan semua data yang terkumpul.
Nugroho merinci, pelayaran tahap 1 kapal OceanX menjelajahi wilayah pulau Sambu-Banda Aceh. Selanjutnya tahap 2 dengan rute Banda Aceh-Padang dan saat ini sudah selesai, kemudian tahap 3 melintasi Padang-Jakarta.
Lebih lanjut Nugroho menguraikan tujuan workshop. Pertama, untuk mengidentifikasi semua data yang telah dikumpulkan selama tahap 1, 2, dan 3. Kedua, sebagai sarana diskusi kelompok tentang keanekaragaman hayati geosains kelautan dan oseanografi.
Ketiga, mengidentifikasi proyek ilmiah yang mungkin dilakukan. Keempat, mengidentifikasi pemrosesan dan menganalisis data yang mungkin diperlukan.
Kelima untuk memulai kolaborasi lebih lanjut. Dan keenam, untuk mengidentifikasi skema peningkatan kapasitas dengan mengundang peneliti atau profesor dalam melaksanakan penelitian dan lain sebagainya.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenkomarves M. Firman Hidayat menyebut, fokus utama ekspedisi adalah untuk penelitian.
“Maka, indikator utama dari ekspedisi tersebut adalah berapa banyak jurnal dan artikel yang bisa dihasilkan dari kondisi tersebut,” ujar Firman.
“Semua sampel perlu diselidiki, dianalisis, dan dipelajari bersama-sama antar peneliti. Tidak hanya dari Indonesia, tetapi berkolaborasi dengan peneliti lain dari berbagai negara,” tambahnya.
Firman mengungkapkan titik keberhasilan ekspedisi, jika hasil temuan perjalanan tersebut dapat dipublikasikan kepada dunia. Maka, lokakarya ini akan menjadi langkah penting berikutnya dan dia berharap dapat memiliki ruang konferensi untuk melakukan penelitian ke depan.
“Harapannya juga dapat digunakan untuk memperbaiki kebijakan,” harap dia.
Co-CEO OceanX Vincent mengungkapkan, ekspedisi ini hanyalah permulaan. Dia berharap lebih banyak ekspedisi lagi di tahun-tahun mendatang.
“Kapal tersebut akan tetap berada di wilayah Asia Tenggara selama lima hingga sepuluh tahun ke depan. Jadi mudah-mudahan hal ini akan terulang kembali,” tuturnya.
Bagi Vincent, data memang satu hal, namun wawasan dan penemuan muncul setelah data dianalisis. “Artinya, meskipun hasil penelitian yang ditinjau oleh peneliti sepertinya bukan hasil yang paling penting, namun hasil penelitian tersebut adalah hasil yang pertama kali diperoleh,” katanya.
“Ketika hasil penelitian tersebut diterbitkan, maka akan menjadi bagian dari yang memungkinkan pemerintah menilai sebagai informasi untuk pengambilan keputusan seputar kebijakan di masa depan. Kami juga akan membantu menentukan rangkaian eksperimen berikutnya yang ingin kami lakukan ke depannya,” tutur Vincent.
OceanX, lanjut dia, akan berada di Indonesia dan akan tetap menjadi mitra selama karya tersebut masih diperlukan untuk dipublikasikan.
“Kami dengan senang hati membantu dalam penulisan analisis dengan cara apapun yang dapat kami bantu,” tegasnya