Jakarta, Portonews.com- Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II, dua perusahaan pengelola bandara utama di Indonesia, resmi bergabung menjadi InJourney Airports. Langkah strategis ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas layanan di seluruh bandara yang mereka kelola. Integrasi ini diharapkan dapat menyederhanakan manajemen bandara, meningkatkan pengalaman penumpang, dan memaksimalkan potensi operasional serta finansial.
“Penggabungan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II ke dalam InJourney Airports adalah langkah besar untuk menyatukan kekuatan dan sumber daya dalam industri penerbangan. Kami yakin bahwa sinergi ini akan membawa manfaat besar bagi seluruh ekosistem bandara dan penumpang di Indonesia. Dengan adanya InJourney Airports, kami berkomitmen untuk memberikan layanan yang lebih baik, lebih terintegrasi, dan lebih efisien,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, di Jakarta, (9/9/2024).
Dia menambahkan, melalui merger ini, InJourney Airports akan mengelola 37 bandara di seluruh Indonesia dengan menggunakan satu sistem terintegrasi yang akan menjadi elemen penting dalam memperkuat ekosistem pengelolaan bandara di Indonesia.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, “Merger ini adalah bagian dari upaya kita untuk memperkuat sistem transportasi udara nasional dan meningkatkan konektivitas. Dengan InJourney Airport, kami berharap dapat menciptakan ekosistem bandara yang lebih terintegrasi dan responsif terhadap kebutuhan penumpang serta perkembangan industri penerbangan.”
Entitas baru ini masuk ke dalam anggota Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) alias InJourney.
Direktur Utama InJourney Dony Oskaria mengatakan hasil konsolidasi AP I dan II ke dalam InJourney Airports membuat operator bandara milik negara ini menjadi terbesar ke-5 di dunia.
“Syukur kami sampaikan bahwa tepatnya hari ini kita menjadi operator airport nomor lima terbesar di dunia,” kata dia dalam kesempatan yang sama.
Dony menjelaskan proses penggabungan AP I dan AP II tidak mudah. Sebab, banyak adanya perbedaan bisnis di antara keduanya, seperti perbedaan kebijakan operasional bisnis bandara hingga sistem rekrutmen pegawai.
Selain itu, Dony menyebut pelaksanaan proses merger ini juga diharuskan untuk tidak mengganggu operasional kedua bandara demi kenyamanan penumpang. Karena itu, diperlukan waktu hingga sembilan bulan untuk menyelesaikan proses merger usaha sejak Desember 2023 silam.
InJourney Airport bertujuan untuk menyatukan sistem dan proses, serta mendorong pengembangan infrastruktur yang lebih terkoordinasi. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan standar operasional dan layanan di bandara, serta memberikan pengalaman perjalanan yang lebih mulus dan menyenangkan bagi para penumpang.