Solo, Portonews.com – Surakarta mulai mempercantik kota untuk menyambut Peparnas 2024. Berbagai baliho dan dekorasi menghiasi jalanan, menambah semarak suasana. Atlet dan ofisial juga mulai tiba di kota untuk persiapan, termasuk klasifikasi atlet dan pembagian nomor pertandingan.
Peparnas bukanlah ajang baru bagi Surakarta. Kota ini sudah menjadi tuan rumah sebanyak enam kali sejak Peparnas pertama kali digelar pada tahun 1957. Terpilihnya Surakarta kembali sebagai tuan rumah terjadi setelah Sumatera Utara mengundurkan diri karena keterbatasan fasilitas.
Ajang Peparnas 2024 ini akan diikuti oleh 4.625 atlet dan ofisial yang siap bertanding di berbagai arena yang tersebar di empat wilayah, yaitu Surakarta, Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali.
Rekor Partisipasi dan Semangat Disabilitas
Peparnas 2024 memecahkan rekor baru dengan partisipasi dari 35 provinsi, melebihi pencapaian sebelumnya pada Peparnas 2016 di Jawa Barat yang diikuti oleh 34 provinsi. Ini menandakan partisipasi terbesar dalam sejarah ajang multi-event disabilitas di Indonesia.
Sebanyak 18 cabang olahraga akan dipertandingkan, termasuk para-panahan, para-atletik, para-bulu tangkis, sepak bola cerebral palsy, judo tunanetra, dan anggar kursi roda. Terdapat pula dua cabang eksibisi, yakni para-e-sport dan bola basket kursi roda, yang menambah variasi pertandingan.
Pemerintah menganggarkan Rp290 miliar untuk pelaksanaan Peparnas ini. Slogan “bedo nanging digdoyo,” yang berarti “berbeda namun perkasa,” menjadi semangat yang diusung untuk menginspirasi seluruh atlet.
Makna Maskot dan Logo Peparnas 2024
Maskot Peparnas 2024 adalah Kerbau Bule yang diberi nama Slamet, simbol keselamatan dan keberanian dalam tradisi Keraton Surakarta. Dengan memakai blangkon dan busana kesatria, kerbau Slamet melambangkan kekuatan dan semangat pantang menyerah. Sementara itu, logo Peparnas 2024 mengusung simbol keris dan burung perkutut yang bermakna keberanian dan kedamaian.
Peparnas kali ini juga menjadi ajang persiapan bagi kontingen Indonesia menuju Paralimpiade 2026 di Las Vegas, dengan harapan besar untuk mencetak lebih banyak atlet berprestasi di kancah internasional.
Kawah Candradimuka bagi Atlet Indonesia
Peparnas 2024 akan menjadi ajang pembibitan atlet sebelum tampil di ASEAN Para Games 2025 dan Paralimpiade mendatang. Para atlet yang tergabung dalam kategori elite dan nasional akan bersaing untuk menunjukkan kemampuan mereka. Sistem kategorisasi ini diperkenalkan pada Peparnas 2021 di Papua dan akan kembali digunakan tahun ini.
“Atlet elite hanya bisa tampil di satu nomor pertandingan, sementara atlet nasional dapat bersaing di dua nomor,” kata seorang pejabat penyelenggara. Aturan ini membuka peluang regenerasi atlet di masa depan.
Sebanyak 35 atlet yang telah berlaga di Paralimpiade Paris 2024 dipastikan akan turut meramaikan Peparnas. Mereka diharapkan membawa atmosfer kompetisi ketat untuk memacu semangat atlet-atlet muda yang masih minim pengalaman. Peparnas kali ini menjadi panggung penting bagi atlet-atlet disabilitas Indonesia dalam mempersiapkan diri menghadapi ajang internasional yang lebih besar.