Sukabumi, Portonews.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat melaporkan hingga Minggu malam, jumlah pengungsi akibat bencana hidrometeorologi yang terjadi pada Rabu (4/12) mencapai 919 kepala keluarga, atau setara dengan 3.023 orang. Bencana ini juga menyebabkan kerusakan pada 3.198 unit rumah di beberapa kecamatan.
“Para pengungsi ini tersebar di sejumlah kecamatan seperti Kecamatan Cikembar, Pabuaran, Lengkong, Simpenan dan beberapa kecamatan lainnya,” kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Medi Abdul Hakim di Sukabumi, Minggu (8/12/2024) yang dilansir dari laman ANTARA.
Medi menyampaikan, warga yang mengungsi ini terdampak pergerakan tanah, banjir, dan longsor. Banyak dari mereka meninggalkan rumah karena kerusakan berat, wilayah yang terisolasi, serta situasi yang dianggap rawan untuk tinggal karena adanya risiko bencana lanjutan. Oleh sebab itu, mereka memilih mencari tempat yang lebih aman untuk sementara waktu.
Saat ini, bantuan untuk para pengungsi mulai terdistribusi ke berbagai lokasi. Akses menuju daerah yang sebelumnya sulit dijangkau sudah bisa dilewati, meskipun sebagian hanya dapat ditempuh dengan sepeda motor atau berjalan kaki. Ada juga beberapa lokasi yang sekarang sudah bisa dijangkau kendaraan roda empat.
Petugas penanggulangan bencana saat ini tidak hanya melakukan evakuasi dan pencarian korban bencana, tetapi juga bekerja untuk membuka akses jalan di lokasi terdampak.
Selain itu, pendistribusian bantuan logistik terus diupayakan agar dapat segera sampai ke wilayah yang masih sulit dijangkau, dengan harapan bantuan tersebut dapat membantu meringankan beban para warga yang terdampak.
Jumlah warga yang terdampak bencana dilaporkan mencapai 847 kepala keluarga atau sekitar 8.477 orang. Selain itu, terdapat 440 kepala keluarga atau 755 orang yang berada dalam kondisi terancam. Kerusakan rumah akibat bencana cukup banyak, dengan 1.410 unit mengalami kerusakan berat, 1.011 unit rusak sedang, dan 777 unit rusak ringan. Selain itu, terdapat 423 rumah dalam kondisi terancam dan 1.040 unit rumah lainnya terendam air. Semua ini tersebar di 38 kecamatan.