Bali, Portonews.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berupaya mempercepat industri gim lokal agar bisa bersaing di pasar global lewat acara Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) yang berlangsung di Bali dari tanggal 10 hingga 12 Oktober 2024. Menurut Direktur Ekonomi Digital Kemenkominfo, Boni Pudjianto, IGDX bertujuan untuk mendorong pengembangan ekosistem industri gim dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pengembang yang memiliki portofolio, serta memfasilitasi calon wirausaha baru dalam bidang pengembangan gim.
“Ini event tempat bertemunya para developer, publisher, investor bahkan ada buyers-nya juga. Mereka melihat opportunity Indonesia itu penuh talenta, banyak smart digital talenta di Indonesia,” kata Boni, dilansir dari Antara, Kamis (10/10/2024). Acara ini merupakan implementasi dari Perpres Nomor 19 Tahun 2024 mengenai Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional.
Kegiatan IGDX terbagi menjadi dua bagian; pada 10-11 Oktober, para pengembang bertemu dengan mitra bisnis, dan pada hari terakhir, diadakan berbagai kegiatan konferensi. Boni menjelaskan bahwa forum ini sangat strategis untuk memperkuat posisi gim lokal agar dapat bersaing dengan produk luar negeri. “Di Indonesia tantangannya adalah bagaimana masyarakat Indonesia menggunakan gim lokal. Kita harus mempromosikan gim lokal karena mayoritas masih dikuasai gim dari luar,” tuturnya.
Boni menambahkan bahwa gim lokal Indonesia memiliki potensi besar dan diminati oleh gamers karena kekuatan narasi dan cerita yang diusung. “Horor sangat menarik bagi industri luar atau publik luar karena horor kita cukup beragam jika dibandingkan dengan horor dari luar. Mistis kita menarik untuk diangkat sebagai budaya kita dalam unsur gim,” ungkapnya.
Sementara itu, Luat Sihombing, Ketua Tim Pengembangan Gim Animasi dan Teknologi Baru Kemenkominfo, mengatakan IGDX adalah dukungan pemerintah untuk memfasilitasi pelaku bisnis baik dari dalam negeri maupun luar negeri untuk mencari potensi bisnis di industri gim. Pada hari pertama, sekitar 400 game developer memamerkan hasil karyanya di booth yang tersedia, dan tercatat 900 orang hadir untuk menyaksikan karya-karya anak muda Indonesia. Acara ini juga diikuti oleh peserta dari 19 negara, termasuk Jepang, Rusia, Perancis, China, Korea, Polandia, Singapura, Thailand, dan Filipina.
Menurut data Kemenkominfo, jumlah peserta IGDX terus meningkat dari tahun ke tahun; pada 2021 hanya ada sekitar 100 game developer, tahun 2022 meningkat menjadi hampir 200, dan pada 2023 mencapai 250. Kini di tahun 2024, jumlahnya sudah mencapai 400-an. Luat menambahkan bahwa banyak pengembang lokal Indonesia telah berhasil go internasional, seperti Toga productions, Agate, Meshaif, dan Starway.
Dia juga berharap pendanaan dari pelaksanaan IGDX tahun ini dapat melampaui target dari 2021-2023 yang mencapai 25 juta dolar AS.