Jakarta, Portonews.com – Layanan Transjakarta Koridor 1 Blok M-Kota akan mengalami penyesuaian rute atau rerouting seiring dengan pengembangan MRT Jakarta Fase 2A. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengungkapkan bahwa jalur Transjakarta Koridor 1 bersinggungan sepenuhnya dengan jalur MRT Fase 2A yang sedang dalam tahap akhir pembangunan.
“Ketika MRT Fase 2A selesai dan beroperasi penuh dari Lebak Bulus hingga Kota, layanan Transjakarta yang berhimpitan 100 persen dengan jalur MRT, seperti Koridor 1 Blok M-Kota, akan di-reroute,” kata Syafrin dalam keterangan resmi, Sabtu (21/12).
Ia menegaskan bahwa pengadaan MRT Fase 2A tidak berarti menghapuskan layanan Transjakarta. Layanan tersebut akan berfungsi sebagai penghubung atau feeder bagi moda transportasi berbasis rel, termasuk MRT dan LRT. Kebijakan ini, lanjut Syafrin, sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Jakarta untuk menjadikan transportasi berbasis rel sebagai tulang punggung sistem transportasi massal di ibu kota.
“Rute Transjakarta akan tetap termanfaatkan dengan pola integrasi, misalnya dari Semanggi, Kebon Sirih, hingga Tanah Abang, untuk mendukung konektivitas,” ujarnya.
Dikutip dari laman tepo.co, Syafrin juga menyebut bahwa penyesuaian rute dilakukan dengan mempertimbangkan efisiensi pengelolaan subsidi transportasi umum atau public service obligation (PSO). “Jakarta memiliki rencana induk transportasi yang mengedepankan efisiensi pengelolaan subsidi,” tambahnya.
Selain itu, Dishub Jakarta tengah mengevaluasi tarif MRT untuk memastikan harganya tetap terjangkau oleh masyarakat. “Kami akan melakukan penyesuaian tarif agar tetap terjangkau dan mendukung integrasi transportasi massal di Jakarta,” jelas Syafrin.
Proyek MRT Jakarta Fase 2 mencakup jalur sepanjang 11,8 kilometer dari Bundaran HI hingga Ancol Barat. Jalur ini melanjutkan koridor utara-selatan fase 1 yang telah beroperasi sejak 2019. Menurut situs jakartamrt.co.id, fase 2A memiliki tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota, dengan panjang total 5,8 kilometer.
Sementara itu, fase 2B mencakup dua stasiun bawah tanah di Mangga Dua dan Ancol serta satu depo di Ancol Marina dengan panjang jalur enam kilometer. Studi kelayakan fase 2B masih berlangsung.
“Kami pastikan tidak ada fasilitas yang menjadi mubazir. Semua rute dan halte akan tetap dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung mobilitas warga Jakarta,” pungkas Syafrin. (*)