Tiga titik lokasi pengungsian menjadi tinjauan Kepala BNPB. Lokasinya adalah Desa Bokang yang menampung 606 orang, kemudian Desa Konga dengan jumlah pengungsi sebanyak 1.219 orang, serta Desa Lewolaga yang menjadi tempat berlindung bagi 647 warga.
Suharyanto juga menyempatkan diri untuk berdialog dengan para pengungsi yang terkena dampak langsung dari erupsi gunung tersebut.
“Salam hormat dan turut berbela sungkawa dari Bapak Presiden dan Wakil Presiden, kehadiran saya diperintah oleh beliau berdua dan dipantau terus,” kata Suharyanto.
Meskipun Bandara Larantuka sempat ditutup, pemerintah pusat tetap mengambil langkah untuk memastikan bantuan dan penanganan sampai ke Flores Timur. Suharyanto bersama timnya menggunakan jalur alternatif agar dapat tiba di lokasi bencana.
“Bandara Larantuka kemarin tidak bisa masuk, kami hari ini baru bisa sampai. Kemarin malam berangkat menggunakan pesawat sampai Lombok, dari Lombok pesawat ke Lembata, dari Lembata menggunakan kapal laut ke Larantuka,” imbuhnya.
“Ini salah satu bentuk pemerintah pusat tidak tinggal diam, pejabat di pusat memonitor apa yang terjadi di tempat ini,” ucap Suharyanto.
Suharyanto menegaskan bahwa selama masa darurat bencana, kebutuhan masyarakat akan tetap terjamin. Pemerintah berkomitmen untuk memastikan semua bantuan tersalurkan dengan baik.
“Selama tanggap darurat, kebutuhan dasar akan kita penuhi, makan,minum, air bersih, tempat berlindung, pakaian, susu bayi dikasih semua,” tegasnya.
Sepanjang tahun 2024, BNPB telah mengirimkan dukungan logistik sebanyak enam kali dalam upaya penanganan erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terus berlanjut. Bantuan tersebut bernilai total 16,4 miliar rupiah, ditambah dengan dukungan operasional berupa Dana Siap Pakai (DSP) sebesar satu miliar rupiah.
Imbauan Relokasi dan Kewaspadaan Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Suharyanto mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk melakukan relokasi, mengingat banyaknya warga yang tinggal di area rawan erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, agar bencana serupa tidak terulang. Ia menegaskan bahwa keselamatan warga adalah prioritas utama.
“2.734 kepala keluarga (terdampak) dipindah, daripada kita ambil risiko. Tidak menimpa kita tapi anak cucu kita (bisa terdampak),” tuturnya.
Relokasi dianggap sebagai salah satu langkah penting dalam mitigasi jangka panjang. Beberapa warga, khususnya yang tinggal di area dengan radius 7 km dari puncak gunung, sudah setuju untuk dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.
“Gunung tidak bisa dipindah jadi kita (masyarakat) yang harus pindah ke tempat aman. Mudah-mudahan kita bekerja sama yang baik, relokasi disiapkan dan tanggungjawab pemerintah dan relokasi mandiri juga boleh, pemerintah yang bangunkan rumahnya,” tambah Suharyanto.
Suharyanto juga mendengarkan pengalaman para pengungsi terkait letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terjadi pada Minggu (3/11) lalu. Selain itu, Suharyanto memberikan pesan kepada masyarakat serta perangkat daerah agar tetap siaga dan berhati-hati, karena status Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berada di Level IV atau “Awas”.
Pada akhir pertemuan, Kepala BNPB menyerahkan bantuan secara simbolis kepada beberapa warga. Ini sebagai bentuk kepedulian dari pemerintah pusat terhadap warganya yang terdampak bencana.
Karena status Gunung Lewotobi Laki-Laki masih dalam kategori Awas, pemerintah terus mengingatkan masyarakat serta pemangku kebijakan daerah untuk mematuhi arahan dari pihak berwenang, seperti BNPB, BPBD, PVMBG, dan lembaga-lembaga terkait yang menangani masalah gunung berapi.
Selain itu, aktivitas apapun, baik oleh warga maupun wisatawan dilarang dalam radius 7 km dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir lahar akibat hujan di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Lewotobi Laki-Laki, terutama saat hujan deras mengguyur area puncak. Daerah yang perlu diwaspadai antara lain Dulipali, Padang Pasir, dan Nobo. Banjir lahar hujan dapat terjadi, bahkan jika di wilayah hilir tidak turun hujan, dilansir dari laman Badan Nasional Penaggulangan Bencana, Rabu (6/11/2024).