Kupang, NTT, Portonews.com – Sabtu malam (24/8/2024), terjadi kebakaran hebat yang melanda Kapal Motor Nelayan (KMN) Putra Bungsu 2 GT di Pelabuhan Rakyat (Pelra) Nunbaun Sabu, Kecamatan Alak, Kota Kupang. Kebakaran ini terjadi sekitar pukul 19.20 WITA, ketika nahkoda kapal, Andi Lukman (56), sedang memasak nasi di atas kapal. Tanpa disangka, kompor yang digunakan jatuh dan menyambar jerigen berisi bahan bakar (Pertalite), menyebabkan api menyebar cepat ke seluruh badan kapal.
KMN Putra Bungsu 2 GT, yang berangkat dari pelabuhan Marpokot, Kabupaten Nagekeo pada Rabu (21/8/2024), sedang dalam perjalanan untuk mencari ikan di perairan Kabupaten Rote Ndao. Kapal yang dinahkodai oleh Andi Lukman ini tiba di Pelra Nunbaun Sabu pada Sabtu siang sekitar pukul 11.00 WITA dan mulai berlabuh di sana.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan Andi Lukman, api dengan cepat menghanguskan seluruh bagian kapal setelah kompor jatuh dan menyambar jerigen bahan bakar. “Saya sedang memasak nasi, tiba-tiba kompor tersenggol dan jatuh di dekat jerigen berisi Pertalite. Api langsung menyebar dengan cepat,” ungkap Andi Lukman ketika diwawancarai.
Andi, yang saat itu bersama dua Anak Buah Kapal (ABK) lainnya, Ramadhan dan Basri, langsung berupaya menyelamatkan diri dengan melompat ke laut dan berteriak meminta bantuan. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian material diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah karena seluruh badan dan isi kapal hangus terbakar.
Imbauan Keselamatan dari Pihak Kepolisian
Menyikapi insiden kebakaran kapal ini, Direktur Polairud Polda NTT, Kombes Pol Irwan Deffi Nasution, mengimbau kepada masyarakat nelayan di wilayah NTT untuk lebih berhati-hati, terutama saat menggunakan kompor di atas kapal, khususnya bagi kapal dengan Gross Tonnage (GT) kecil. “Hati-hati menggunakan kompor terutama bagi kapal yang memiliki GT kecil,” tegas Kombes Pol Irwan Deffi Nasution dalam pernyataannya pada Senin (26/8/2024).
Selain itu, Kombes Pol Irwan juga menekankan pentingnya melengkapi kapal dengan alat pemadam kebakaran, yang merupakan syarat wajib yang harus ada di setiap kapal. “Karena alat pemadam kebakaran merupakan salah satu syarat yang wajib ada di atas kapal,” tambahnya. Pihak kepolisian juga mengingatkan agar nelayan selalu memantau perkiraan cuaca dari BMKG sebelum melakukan pelayaran jarak jauh untuk menghindari risiko kecelakaan.
Penanganan dan Upaya Pencegahan
Kebakaran kapal seperti yang terjadi di Pelra Nunbaun Sabu mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan dan kesiapsiagaan di laut. Upaya pencegahan, seperti melengkapi kapal dengan alat pemadam kebakaran dan memantau cuaca sebelum berlayar, menjadi langkah krusial yang harus diperhatikan oleh para nelayan.
Dalam insiden ini, keberuntungan masih berpihak pada para kru kapal karena tidak ada korban jiwa, meskipun kerugian material cukup signifikan. “Kami akan terus mengedukasi masyarakat nelayan mengenai pentingnya keselamatan di laut dan pemenuhan syarat-syarat keselamatan di kapal,” tutup Kombes Pol Irwan Deffi Nasution.
Sementara itu, pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti kebakaran dan memberikan pendampingan kepada para nelayan yang terdampak oleh insiden ini.
Penyelidikan Lebih Lanjut
Kupang, NTT – Pihak kepolisian saat ini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kebakaran yang menimpa KMN Putra Bungsu 2 GT di Pelabuhan Rakyat (Pelra) Nunbaun Sabu. Meskipun indikasi awal menyebutkan bahwa kebakaran dipicu oleh kecelakaan saat menggunakan kompor di atas kapal, penyelidikan tetap diperlukan untuk memastikan tidak ada faktor lain yang turut berkontribusi dalam insiden tersebut.
“Kami akan memeriksa lebih detail mengenai penyebab kebakaran ini, apakah murni kecelakaan atau ada faktor lain yang memicu kebakaran,” ungkap seorang penyidik yang tidak disebutkan namanya. Pihak kepolisian juga berencana untuk memanggil sejumlah saksi, termasuk para Anak Buah Kapal (ABK) dan warga sekitar yang berada di lokasi saat kejadian.
Dukungan Bagi Korban
Selain melakukan penyelidikan, Polairud Polda NTT juga berupaya memberikan dukungan kepada nahkoda dan kru kapal yang kehilangan tempat mencari nafkah akibat kebakaran ini. “Kami mengerti bahwa ini adalah pukulan berat bagi para nelayan yang menggantungkan hidup mereka dari hasil laut. Kami akan mencoba membantu mereka sebisa mungkin,” ujar Kombes Pol Irwan Deffi Nasution.
Dukungan yang diberikan tidak hanya berupa pendampingan moral, tetapi juga upaya untuk membantu korban dalam proses klaim asuransi, jika mereka memiliki asuransi kapal. “Kami akan membantu korban untuk mengurus segala administrasi yang diperlukan agar mereka dapat menerima kompensasi yang layak,” tambahnya.
Langkah-Langkah Pencegahan di Masa Depan
Kupang, NTT – Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan di laut, khususnya dalam mengoperasikan peralatan di atas kapal. Polairud Polda NTT berencana untuk memperkuat sosialisasi mengenai keselamatan di laut kepada para nelayan di seluruh wilayah NTT. Program pelatihan dan simulasi penanganan kebakaran di kapal juga akan digalakkan untuk meminimalisir risiko kebakaran di masa depan.
“Kami akan mengadakan pelatihan secara berkala bagi para nelayan, khususnya mengenai penggunaan alat pemadam kebakaran dan tindakan yang harus diambil dalam situasi darurat,” ujar Kombes Pol Irwan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menekan angka kecelakaan di laut dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan bagi setiap nelayan.
Selain itu, kerjasama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga akan ditingkatkan agar nelayan dapat lebih mudah mengakses informasi cuaca sebelum berlayar. Informasi ini sangat penting, terutama dalam kondisi cuaca yang tidak menentu, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan selama di laut.
Catatan
Insiden kebakaran kapal di Pelra Nunbaun Sabu, Kota Kupang, menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga keselamatan di laut. Dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian dan dukungan dari instansi terkait, diharapkan kejadian serupa tidak akan terulang di masa mendatang. Para nelayan diimbau untuk selalu mematuhi prosedur keselamatan dan melengkapi kapal mereka dengan peralatan yang memadai agar setiap perjalanan di laut dapat berlangsung dengan aman dan lancar.