Post Views: 578
Beijing, Portonews.com – Dalam kunjungan kenegaraan Presiden Republik Indonesia (RI) ke Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada 8-11 November 2024, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang kerja sama untuk memperkuat Ekonomi Biru (Deepening Blue Economy Cooperation) bersama Menteri Perdagangan RRT, Wang Wentao (MOFCOM). MoU ini ditandatangani di hadapan Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden RRT Xi Jinping saat pertemuan bilateral kedua pemimpin negara pada Sabtu, 9 November 2024, di Great Hall of the People, Beijing.
Kerja sama Ekonomi Biru (Blue Economy) yang tercakup dalam MoU ini meliputi berbagai sektor, seperti pemanfaatan Energi Laut Terbarukan yang berkelanjutan, pengelolaan perikanan dan akuakultur, wisata maritim, inovasi, serta pengembangan sektor industri.
Beberapa sektor yang akan dikerjasamakan mencakup pengembangan industri hilir produk laut, seperti pengolahan makanan laut dan biofarmasi kelautan, pembuatan serta perbaikan kapal, transportasi laut, hingga pembangunan dermaga dan pelabuhan. Selain itu, MoU ini juga menjadi dasar kerja sama dalam pengembangan wisata bahari dan layanan rekreasi laut, serta pengembangan energi bersih, seperti: fotovoltaik, tenaga angin, tenaga pasang surut, dan penghubung transmisi energi antar-pulau.
“Kesepakatan ini menegaskan komitmen yang kuat antara kedua negara untuk bekerja sama di bidang Blue Economy. Kolaborasi ini sangat penting bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan RRT yang merupakan salah satu negara dengan perkembangan teknologi kelautan yang sangat cepat di dunia, seperti pada industri pembuatan dan pembangunan kapal, biofarmasi laut dan merupakan salah satu negara asal wisatawan kelautan terbesar bagi Indonesia,” Ucap Menko Airlangga.
MoU ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dari produk dan jasa di sektor kelautan Indonesia.
“Laut yang merupakan proporsi terbesar wilayah Indonesia dan memiliki potensi yang luas untuk percepatan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Sektor kelautan akan memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, sebagaimana ditargetkan oleh Presiden Prabowo. Kerja sama dengan RRT dapat menjadi langkah awal untuk memanfaatkan potensi dari laut nusantara.,” ungkap Menko Perekonomian.
Indonesia dan RRT melalui MoU ini juga sepakat untuk mempercepat transisi menuju ekonomi hijau yang rendah emisi dengan meningkatkan investasi dalam teknologi ramah lingkungan, mempromosikan inovasi teknologi kelautan, green carbon, dan langkah-langkah untuk mengurangi emisi. Kerja sama ini juga melibatkan Pemerintah Daerah, sektor swasta, lembaga penelitian, lembaga keuangan, serta pelaku bisnis, yang diharapkan dapat menjajaki berbagai peluang kerja sama antara kedua negara.
Kerja sama ini diharapkan akan meningkatkan peran sektor ekonomi di bidang kelautan dalam memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan PDB Indonesia. Khususnya, kerja sama ini mendukung upaya Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada tahun 2028 dan 2029.
Dalam kunjungan kenegaraan ke Beijing, RRT pada tanggal 8–11 November 2024, beberapa Menteri turut hadir mendampingi, seperti Menteri Investasi dan Hilirisasi, Menteri ESDM, serta Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, dilansir dari laman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Minggu (10/11/2024).
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait