Jakarta, Portonews.com – Kecelakaan laut terjadi pada Minggu pagi, 25 Agustus 2024, ketika kapal tanker MT Samudra Sindo 38 kandas di perairan Desa Bolo, Kecamatan Mantoh, Kabupaten Banggai. Insiden ini terjadi sekitar pukul 09.30 WITA, dengan kapal dalam posisi kandas di koordinat 01°03.018’S, 123°17.724’E.
Kapal MT Samudra Sindo 38, yang dioperasikan oleh PT. Hayyu Tirta Sejahtera dan PT. Agra Maristia Lines, berangkat dari Pelabuhan Bitung pada 22 Agustus 2024 pukul 16.48 WITA dengan tujuan Pelabuhan Tangkiang. Namun, pada 25 Agustus 2024, sekitar pukul 03.30 WITA, kapal mengalami gangguan mesin (trouble engine). Meski sempat berusaha berlabuh, kapal tak bisa melakukannya karena kedalaman laut di sekitar area yang mencapai 900 hingga 1600 meter.
Keadaan semakin memburuk ketika cuaca buruk melanda sekitar pukul 09.30 WITA, menyebabkan kapal hanyut sejauh 13 mil laut dari posisi sebelumnya. Akhirnya, kapal berhasil berlabuh di koordinat 01°03.018’S, 123°17.724’E, namun angin kencang yang terus berhembus membuat kapal kandas di area tersebut.
Beruntung, seluruh awak kapal yang berjumlah 14 orang dilaporkan selamat dan tidak ada penumpang di atas kapal saat kejadian. Selain itu, muatan kapal dilaporkan kosong, sehingga tidak ada risiko pencemaran langsung yang teridentifikasi. Sampai berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai tumpahan minyak dalam peristiwa ini. Meskipun demikian, pengamatan lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan hal ini.
Upaya untuk mengeluarkan kapal dari lokasi kandas telah dilakukan sejak pukul 15.00 WITA pada hari yang sama, namun belum berhasil hingga saat ini. Pada tanggal 26 Agustus 2024, MT Samudra Sindo 38 akhirnya berhasil keluar dari lokasi kandas dengan bantuan tugboat TB Guci 08 pada pukul 06.00 WITA dan kini sedang berlayar menuju Pelabuhan Luwuk untuk perbaikan mesin.
Instansi terkait, termasuk Stasiun Radio Pantai (SROP) Luwuk, telah melakukan koordinasi untuk menangani insiden ini. Meski demikian, posko penanganan khusus belum didirikan, dan kegiatan pencarian serta penyelamatan (SAR) juga belum dilakukan. Penanganan kerusakan lingkungan dan tindakan lainnya masih dalam tahap perencanaan.
Berdasarkan investigasi awal, kecelakaan ini diduga disebabkan oleh faktor alam, terutama angin kencang yang mengakibatkan kapal hanyut dan akhirnya kandas. Laporan ini akan terus diperbarui seiring dengan perkembangan investigasi dan upaya penanganan lebih lanjut. Otoritas setempat diharapkan dapat segera mengambil tindakan untuk mengatasi dampak dari kecelakaan ini serta memastikan keselamatan dan keamanan perairan di sekitar lokasi insiden.
Sumber : Hubla