Jakarta, Portonews.com – Upaya untuk mengatasi terbatasnya pengoperasian bandara akibat erupsi Gunung Lewotobi di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus digencarkan. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama pemangku kepentingan terkait telah meningkatkan jumlah kapal dan frekuensi pelayaran untuk mendukung mobilisasi masyarakat dan distribusi bantuan.
Hingga Kamis (14/11) pukul 08.00 WITA, tercatat sebanyak 119 kapal, termasuk kapal ferry ASDP, telah mengangkut 4.387 penumpang. Secara keseluruhan, tingkat keterisian kapal penumpang milik PT Pelni, PT Berlian Lautan Sejahtera, dan PT Dharma Lautan Utama mencapai 50%.
“Dengan persentase tersebut, kami dapat memastikan bahwa evakuasi penumpang melalui jalur laut dapat berjalan lancar dan mencukupi kebutuhan masyarakat,” kata Budi Rahardjo, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub.
Selain itu, operasional kapal angkutan penyeberangan juga terus berlanjut untuk mendukung pengiriman bantuan. Pada hari yang sama, Kapal KMP Ranaka bertolak dari Kupang menuju Larantuka, mengangkut 13 truk bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan dua truk bantuan dari Kementerian Sosial.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan kementerian terkait, pemerintah daerah, aparat, perusahaan pelayaran, serta asosiasi untuk memastikan kelancaran operasional ini,” tambah Budi.
Sementara itu, di sektor penerbangan, beberapa bandara di sekitar kawasan erupsi masih menghadapi kendala akibat abu vulkanik yang mengganggu jarak pandang di udara. Beberapa bandara yang masih belum beroperasi antara lain Bandara H. Hasan Aroeboesman di Ende, Bandara Soa di Bajawa, Bandara Frans Sales Lega di Ruteng, serta Bandara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere. Sementara bandara lainnya, seperti Bandara Komodo di Labuan Bajo dan Bandara Lewoleba, telah kembali beroperasi.
Namun, meski sejumlah bandara telah dibuka, beberapa maskapai masih membatalkan penerbangan demi alasan keselamatan. Di Bandara Lombok, tiga penerbangan internasional dibatalkan, sementara di Bandara Ngurah Rai, Bali, tercatat 11 penerbangan domestik dan 41 penerbangan internasional dibatalkan. Begitu juga di Bandara Komodo, Labuan Bajo, yang mencatatkan pembatalan 12 penerbangan domestik dan dua penerbangan internasional.
“Pembatalan penerbangan ini dilakukan untuk memastikan keselamatan para penumpang dan kru,” ungkap Budi Rahardjo.