Jakarta, Portonews.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Indonesia telah meluncurkan sejumlah inisiatif untuk memperkuat konektivitas di daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP). Melalui program jembatan udara, tol laut, bus, dan kereta perintis, Kemenhub berkomitmen untuk mengatasi ketimpangan aksesibilitas yang ada di berbagai wilayah.
Sejak dimulai pada 2017, rute jembatan udara telah menunjukkan dampak signifikan dengan menurunkan harga barang antara 30% hingga 70%. Dalam sektor perkeretaapian, hadirnya 10 rute kereta perintis juga turut memudahkan akses ke pusat-pusat kota besar. Tak hanya itu, di sektor transportasi darat, sebanyak 322 trayek perintis telah tersedia, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,48% dalam satu dekade terakhir. Di sektor laut, 39 trayek tol laut menghubungkan berbagai titik di Indonesia, dari barat ke timur.
“Dalam upaya memperkuat transportasi perkotaan, kami juga menyediakan sarana prasarana transportasi umum massal, baik berbasis jalan maupun rel. Layanan transportasi umum berbasis jalan hadir melalui skema buy the service, sementara untuk transportasi berbasis rel, kami menyediakan moda terkini seperti LRT, MRT, dan kereta cepat,” ungkap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam acara “Konferensi Pers Kinerja Sektor Transportasi 10 Tahun Pemerintahan Joko Widodo” di Jakarta, Selasa (1/10).
Menhub mendorong masyarakat untuk memanfaatkan layanan transportasi umum guna mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mengatasi kemacetan di perkotaan. Selain itu, Kemenhub juga berfokus pada pendanaan kreatif non-APBN melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk mempercepat pembangunan sarana dan prasarana transportasi.
“Program pembiayaan kreatif yang telah kami realisasikan meliputi pembangunan Proving Ground Bekasi, Pelabuhan Patimban, dan Bandar Udara Dhoho Kediri,” tambah Menhub.
Selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, Kemenhub mencatat peningkatan signifikan dalam konektivitas antar wilayah, yang tercermin dalam rehabilitasi dan pembangunan 521 infrastruktur fisik sektor transportasi. “Salah satu tantangan yang kita hadapi 10 tahun lalu adalah masih adanya ketimpangan antar wilayah. Oleh karenanya, kami terus membangun infrastruktur sektor transportasi untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas masyarakat,” jelasnya.
Dari 2015 hingga saat ini, sebanyak 157 sektor transportasi darat telah dibangun dan direvitalisasi, diikuti oleh 193 sektor transportasi laut, 91 sektor transportasi udara, dan 80 sektor perkeretaapian. Beberapa proyek infrastruktur yang telah dibangun merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN), termasuk Bandara Nabire Baru dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
“Kami juga terus mengembangkan transportasi berbasis teknologi, seperti LRT Jabodebek dan ART (Autonomous Rapid Transit) IKN, kereta tanpa masinis yang juga dikenal sebagai Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh),” tutup Menhub.
Kemenhub berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan melalui penyederhanaan regulasi, kemudahan perizinan, serta inovasi dan digitalisasi pelayanan, demi tercapainya konektivitas yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia.