Jakarta, Portonews.com – Indonesia ikut serta dalam Sidang Dewan International Maritime Organization (IMO) ke-133 yang berlangsung di Markas Besar IMO di London, Inggris, pada 18 hingga 22 November 2024 kemarin. Sebagai anggota Dewan IMO, Indonesia menunjukkan komitmennya terhadap perkembangan sektor maritim global melalui partisipasi aktif dalam pembahasan berbagai agenda strategis.
Sidang kali ini dipimpin oleh Victor Jimenez dari Spanyol, dengan fokus utama pada sejumlah isu penting, antara lain strategi dan perencanaan reformasi IMO, manajemen sumber daya, serta penguatan sistem informasi pelayaran global. Selain itu, membahas tentang kebijakan pelatihan maritim, sistem audit negara anggota IMO (IMSAS), dan upaya meningkatkan kinerja IMO.
Laksda TNI R. Eko Suyatno, Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas, yang bertindak sebagai juru bicara Delegasi Indonesia, menekankan bahwa partisipasi Indonesia dalam sidang ini mencerminkan peran aktif negara sebagai anggota Dewan IMO periode 2024-2025. Ia juga menyampaikan bahwa Indonesia menjadi co-sponsor dokumen C 133/3/5 yang membahas Proxy Voting, di mana Indonesia menegaskan keberatan terhadap pendelegasian suara melalui sistem proksi karena dapat mengurangi tanggung jawab anggota Dewan dalam pengambilan keputusan.
Dalam sidang ini, Indonesia juga mendukung proposal Sekretariat IMO terkait penyempurnaan Kebijakan Manajemen Risiko dan Risk Appetite Statement, yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja IMO tanpa merugikan kepentingan Indonesia. Sebagai negara yang saat ini memiliki status sebagai External Auditor IMO melalui BPK RI, Indonesia menilai isu manajemen risiko sebagai hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
Selain itu, Indonesia memberikan apresiasi kepada World Maritime University (WMU) dan International Maritime Law Institute (IMLI), yang telah memberikan kesempatan bagi perwakilan Indonesia untuk melanjutkan studi guna meningkatkan kapasitas dalam pengelolaan pelabuhan, perkapalan, dan hukum maritim internasional.
Terkait dengan anggaran dan keuangan, Indonesia menyoroti pentingnya perluasan kesempatan bagi negara-negara anggota untuk memperoleh manfaat dari program Kerjasama Teknis IMO, mengingat kondisi ekonomi global yang masih tertekan akibat berbagai krisis.
Indonesia juga mengapresiasi laporan mengenai Skema Audit Negara Anggota IMO (IMSAS) dan fleksibilitas penjadwalan ulang audit, termasuk audit yang dijadwalkan di Indonesia pada Juni 2025. Tak kalah penting, Indonesia menyuarakan keprihatinan mengenai konflik yang terjadi di Laut Merah dan Laut Hitam yang mempengaruhi keselamatan pelayaran, serta mendukung penyelesaian damai terhadap konflik-konflik tersebut.
Di sela-sela sidang, Delegasi Indonesia juga melaksanakan pertemuan bilateral dengan negara-negara lain, termasuk Malaysia dan Australia. Dalam pertemuan dengan Malaysia, Indonesia membahas rencana pembukaan jalur Ro-Ro Dumai-Melaka dan potensi rute RoRo Batam-Johor. Sementara itu, dengan Australia, Indonesia menekankan pentingnya memperkuat hubungan ekonomi, yang salah satunya difasilitasi melalui Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
Sebagai bagian dari kontribusi Indonesia, dalam acara Coffee Break yang disponsori oleh Indonesia, syal buatan UMKM Kota Cilegon dan kopi khas Indonesia dibagikan sebagai cendera mata kepada delegasi negara anggota IMO.
Delegasi Indonesia dalam sidang ini mencakup perwakilan dari Kementerian Perhubungan, KBRI London, Basarnas, serta sejumlah perusahaan maritim seperti PT. Biro Klasifikasi Indonesia, PT. Pelindo Jasa Maritim, PT. Pertamina International Shipping, dan PT Pelabuhan Cilegon Mandiri.