Bali, Portonews.com – Dalam rangkaian Workshop Maritime Single Window (MSW) 2024 yang digelar oleh Kementerian Perhubungan Indonesia, delegasi dari dua belas negara anggota International Maritime Organization (IMO) melakukan kunjungan langsung ke Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) dan Pelabuhan Sanur. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat lebih dekat implementasi teknologi pelabuhan digital yang mempermudah dan mempercepat proses administrasi maritim.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Benoa, Capt. Herbert Elisa P. Marpaung, mengungkapkan bahwa kunjungan tersebut sangat penting untuk berbagi pengalaman dalam digitalisasi pelabuhan yang mendukung efisiensi logistik nasional. “Kami mengajak para delegasi untuk bertukar pikiran dan melihat langsung sistem digitalisasi pelabuhan-pelabuhan utama di Bali yang telah menyederhanakan dan mempercepat proses administrasi, mulai dari perizinan kapal hingga pengurusan dokumen-dokumen penting lainnya,” ujarnya.
Pelabuhan Benoa, sebagai destinasi pertama, telah lama dikenal sebagai pusat layanan kapal pesiar mewah dan kapal wisata layar, serta menjadi pintu gerbang bagi turis domestik dan mancanegara yang ingin menikmati wisata bahari di Pulau Dewata. “Benoa bukan hanya menjadi dermaga persinggahan, tetapi juga hub keberangkatan bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman berlayar,” tambah Herbert.
Selain itu, Pelabuhan Benoa juga telah mengimplementasikan National Logistic Ecosystem (NLE) yang sesuai dengan Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2020. Langkah ini diharapkan dapat memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia melalui layanan logistik yang lebih efisien. “NLE di Pelabuhan Benoa diharapkan memberikan kontribusi positif terhadap logistik nasional melalui terobosan pada layanan SSM Pengangkut, SSM Quarantine, dan Single Billing,” terang Herbert.
Salah satu aspek yang menarik perhatian para delegasi adalah konsep Bali Maritime Tourism Hub (BMTH), sebuah proyek strategis nasional yang bertujuan mengembangkan Pelabuhan Benoa sebagai pusat pariwisata laut. Para delegasi diajak berkeliling BMTH untuk melihat potensi dan fasilitas yang mendukung pariwisata maritim, yang menjadi salah satu pilar utama perekonomian Bali.
Tidak kalah menarik, kunjungan berlanjut ke Pelabuhan Sanur, yang kini tengah dipersiapkan sebagai titik konektivitas kawasan segitiga emas Sanur, Nusa Penida, dan Nusa Lembongan. Dengan mayoritas penumpangnya adalah wisatawan, Pelabuhan Sanur telah menerapkan teknologi canggih untuk mempermudah akses dan meningkatkan keamanan. Herbert menjelaskan, “Kemajuan di Nusa Penida tak lepas dari pengembangan infrastruktur pelabuhan yang mendukung pertumbuhan pariwisata, khususnya di sektor olahraga air yang sangat diminati.”
Kunjungan ini mendapat apresiasi tinggi dari delegasi internasional. Captain Getinet Abay Gebru, dari Ethiopian Maritime Authority, mengungkapkan kekagumannya terhadap manajemen Pelabuhan Benoa yang mampu mengatur ribuan penumpang dengan efisien. “Sangat luar biasa bagaimana Pemerintah Indonesia melalui KSOP Kelas II Benoa dapat mengelola ini dengan baik,” ucapnya.
Mirana Dimbisoa Louisia, delegasi dari Maritime Authority APMF Madagaskar, juga memberikan pujian terhadap komitmen Indonesia dalam menerapkan standar IMO dan menjadikan Maritime Single Window sebagai bagian integral dalam modernisasi pelabuhan. “Saya sangat senang dapat turut berpartisipasi dalam acara Workshop MSW 2024. Melalui benchmarking ini, kami berharap Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam mengadopsi teknologi serupa untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing sektor maritim global,” tuturnya.
Kegiatan yang berlangsung dari 12 hingga 14 November 2024 kemarin, menunjukkan bagaimana Indonesia, khususnya Bali, menjadi contoh terbaik dalam mengintegrasikan teknologi pelabuhan untuk mendukung pertumbuhan sektor logistik dan pariwisata maritim.