Arief menjelaskan, meskipun Indonesia sudah memiliki cadangan pangan pemerintah (CPP), sebagian besar masih terpusat di Pulau Jawa. Menurutnya, akan lebih baik jika pemerintah daerah mulai ikut menyiapkan cadangan pangan untuk wilayahnya masing-masing.
“Mengenai cadangan pangan kita punya, tetapi alangkah baiknya setiap daerah memiliki cadangan pangan pemerintah,” ucap Arief dalam Rapat Koordinasi Kesiapan Pangan Natal dan Tahun Baru di Jakarta, Kamis.
Bapanas dan Dinas Ketahanan Pangan di berbagai daerah, kata Arief, juga diminta untuk menyusun neraca pangan. Langkah ini bertujuan ini bertujuan agar masing-masing daerah mengetahui jumlah produksi serta kelebihan stok, terutama beras, di wilayahnya.
“Daerah produsen akan mengetahui berapa produksinya dan berapa kelebihannya. Kemudian diikuti oleh daerah-daerah yang memang bukan daerah produsen dan defisit, itu agar bisa menghitung dan juga melakukan kerja sama antar daerah,” kata Arief.
Selain itu, Arief memastikan stok barang kebutuhan pokok untuk Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 berada dalam kondisi aman. Dalam rapat yang diikuti kementerian/lembaga dan berbagai asosiasi, dikatakan cadangan beras pemerintah (CBP) berada di angka 2 juta ton.
Arief juga mengingatkan kementerian/lembaga, dan asosiasi terkait untuk mulai mempersiapkan stok menghadapi Februari dan Maret 2025. Hal ini disampaikan karena diprediksi akan terjadi penurunan produksi beras pada periode tersebut.
“Semuanya kondisinya baik dan aman. Tapi justru kita tadi malah advance harus menyiapkan untuk Februari-Maret, karena ada beberapa produk yang memang lead time-nya bisa 1-2 bulan,” ujarnya, dilansir dari laman ANTARA, Kamis (5/12/2024).